Baca Juga: Seharusnya ASEAN Mencontoh Praktik Baik Transisi Energi Ramah Lingkungan di Bali
MoU Interkonektivitas Jaringan Listrik
Sementara penandatangan Mou terkait ASEAN Power Grid (APG) menegaskan kembali komitmen bersama untuk meningkatkan interkonektivitas jaringan listrik. Penandatanganan MoU ini juga menunjukkan APG tetap menjadi program unggulan untuk kerja sama energi di bawah APAEC.
Bentuk kerja sama APG yang telah diteken adalah interkoneksi listrik di lintas batas Indonesia – Malaysia (Indonesia – Malaysia Cross-Border Power Interconnections). Saat ini, the ASEAN Interconnection Masterplan Study (AIMS) III telah mengindentifikasi 18 potensi interkoneksi dengan kapasitas kumulatif 33 Giga Watt (GW) pada tahun 2040.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menambahkan, terdapat dua penandatangan kerja sama. Pertama, antara ASEAN Centre for Energy (ACE), PT PLN (Persero), dan Tenaga Nasional Berhad (TNB) untuk menggarap potensi interkoneksi antara Sumatera dan Peninsular.
Baca Juga: Perusahaan Listrik ASEAN Bahas Interkoneksi Transisi Energi, PLN: Bagaimana Caranya?
“Ini akan menjadi interkoneksi lintas batas bawah laut pertama di kawasan ini,” jelas Agung.
Kedua, penandatangan kerja sama antara ACE, PT PLN (Persero) dan Sabah Electricity Sdn Bdn (SESB) di provinsi Kalimantan dan Sabah. Kerja sama ini memujudkan interkonektivitas keamanan energi berkelanjutan di wilayah Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina (BIMP).
Harapannya, kerja sama di antara badan usaha ketenagalistrikan bisa terjalin tidak hanya di Kawasan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina, tetapi juga melingkupi seluruh ASEAN.
“Tentunya kerja sama yang terjalin hari ini akan menjadi penguatan dan peningkatan upaya kita mencapai ketahanan energi yang berkelanjutan serta mempercepat proses transisi energi,” kata Agung. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post