Kamis, 28 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Seharusnya ASEAN Mencontoh Praktik Baik Transisi Energi Ramah Lingkungan di Bali

Indonesia sudah punya praktik baik transisi energi yang ramah lingkungan. Jadi buat apa mempromosikan solusi yang menyesatkan?

Jumat, 25 Agustus 2023
A A
Ilustrasi tenaga listrik ramah lingkungan. Foto PIRO4D/pixabay.com.

Ilustrasi tenaga listrik ramah lingkungan. Foto PIRO4D/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Menteri Energi dari berbagai negara di Asia Tenggara atau ASEAN telah berkumpul di Nusa Dua, Bali pada 24-25 Agustus 2023 dalam rangka menghadiri 41st ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) untuk membahas isu ketahanan energi ASEAN. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, Arifin Tasrif menyatakan ada tiga pilar energi yang hendak dicapai negara-negara ASEAN melalui pertemuan tersebut, yaitu keberlanjutan, keamanan, dan interkonektivitas. Indonesia mendorong gagasan peningkatan interkonektivitas pasokan energi di ASEAN melalui Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) dan ASEAN Power Grid (APG) untuk mewujudkan capaian itu.

KEKAL (Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup) Bali, FRONTIER (Front Demokrasi Perjuangan Rakyat) Bali, dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menilai pilihan dorongan untuk memajukan TAGP adalah hal yang ironis. Kontradiktif dengan tujuan perhelatan tersebut yang menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi yang adil dan inklusif di regional ASEAN.

Mengapa?

Baca Juga: Perusahaan Listrik ASEAN Bahas Interkoneksi Transisi Energi, PLN: Bagaimana Caranya?

Manajer Kampanye Tambang dan Energi Walhi Eksekutif Nasional, Fanny Tri Jambore menyatakan rencana perluasan infrastruktur gas dan LNG saat ini justru akan meningkatkan emisi pada tingkat yang berbahaya. Hasil penelitian C40 telah menunjukkan penggunaan gas fosil untuk pembangkit listrik, pemanas pada gedung, dan industri memberikan kontribusi kematian dini yang hampir sama dengan penggunaan batu bara di 96 kota di seluruh dunia pada tahun 2020.

“Komponen terbesar dari gas fosil adalah metana. Gas rumah kaca terkuat kedua setelah karbon dioksida dalam hal seberapa besar kontribusinya terhadap pemanasan global,” papar Fanny dalam siaran pers yang diterima Wanaloka.com pada 25 Agustus 2023.

Dengan berkaca pada situasi ini, promosi gas sebagai transisi energi membawa ASEAN pada solusi yang menyesatkan.

Baca Juga: Jawa Barat Daerah Tertinggi Dilanda Bencana 2023

“Sudah seharusnya Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya menghentikan penggunaan energi fosil. Mulai meningkatkan pembangkit listrik berbasis energi bersih, terbarukan, dan berkeadilan, bukannya terjebak pada solusi-solusi palsu,” imbuh Fanny.

Padahal transisi penggunaan energi kotor menuju energi bersih adalah komitmen segenap negara di dunia untuk menjaga suhu bumi di 1.5 derajat celcius. Komitmen itu diadopsi dalam Kesepakatan Paris, Konvensi Perubahan Iklim.

Bali sebagai destinasi yang acapkali selalu dijadikan tempat pertemuan internasional seharusnya mampu membuat kebijakan. Bahkan menjadi contoh praktik transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan berbasiskan pada sumber.

Baca Juga: Menunggu 21 Tahun Dokumen Pendirian Pengendalian Pencemaran Asap ASEAN Diserahkan

Divisi Advokasi KEKAL Bali Made Juli Untung Pratama menyebutkan salah satu peraturan dalam Perda Nomor 9 Tahun 2020 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi Bali Tahun 2020-2050 dalam lampiran II halaman 1 tercatat, bahwa Bali memiliki potensi energi bersih dan berkelanjutan. Meliputi potensi panas bumi 262 MW; potensi mini/mikro hidro 15 MW; potensi bioenergi 191,6 MW; potensi surya 1.254 MW; potensi angin 1.019 MW; potensi air 208 MW; dan potensi laut 320 MW.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: AMEM ke-41ASEANBaliEnergi fosilpemanasan globalpraktik baikTAGPtransisi energi ramah lingkungan

Editor

Next Post
Pakar Oceanography IPB University, Prof. Agus S. Atmadipoera. Foto IPB University.

Agus Atmadipoera: El Nino Jadi Berkah Lumbung Ikan Nasional

Discussion about this post

TERKINI

  • Guru Besar Ilmu Ekologi Manajemen Satwa Liar IPB UNiversity, Prof. Burhanuddin Masy’ud. Foto ipb.ac.id.Burhanuddin Masy’ud: Konservasi Eksitu Bisa Ubah Satwa Dilindungi Jadi Tak Dilindungi
    In Sosok
    Selasa, 26 September 2023
  • Rapat terbatas Presiden Jokowi membahas masalah Rempang. Foto Dok. BPMI Setpres.Pemerintah Hanya Menggeser Rumah, Walhi: Warga Rempang Jangan Terhasut
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Peta Pulau Rempang. Foto ugm.ac.id.Diskusi UGM, Ini Alasan Pemerintah Ngotot Bangun PSN Rempang
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof. Bambang Suhartanto. Foto ugm.ac.id.Bambang Suhartanto: Beternak Sapi di Bawah Tegakan Perkebunan Sawit
    In Sosok
    Senin, 25 September 2023
  • Tim penjelajah biodiversity BKSDA Kalimantan Tengah. Foto ppid.menlhk.go.id.Jelajah 10 Hari di Kalteng Temukan Potensi 16 Spesies Baru
    In News
    Senin, 25 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media