Baca juga: Cacing Gelang dalam Tubuh Balita, Pakar Sebut Masalah Kecacingan di Indonesia Belum Terkendali
Arief menyampaikan, teknologi iradiasi berpotensi menjadi solusi atas masalah klasik dalam penyimpanan komoditas pangan strategis. Seperti telur, cabai, dan bawang merah, yang hingga kini masih sulit dicadangkan karena umur simpannya yang pendek.
Secara khusus ini memberikan tugas kepada BRIN untuk mengembangkan teknologi iradiasi yang aman dan efektif untuk ketiga komoditas tersebut.
“Kontribusi BRIN sangat kami nantikan, karena keilmuan terkait iradiasi ini hanya dimiliki BRIN. Kami perlu teknologi yang tidak hanya efektif, tapi juga efisien, terjangkau, dan berdampak langsung pada ekonomi nasional,” kata Arief.
Baca juga: Potensial Gempa Besar, Sesar Lembang Bergerak 3,4 mm dan Gunung Batu Naik 40 cm
Dalam diskusi juga dibahas pentingnya sinergi antara teknologi dan industri. Meskipun berbagai uji coba telah dilakukan terhadap komoditas seperti kentang, pepaya, kacang-kacangan, kopi, dan kakao. Pemanfaatan teknologi iradiasi secara maksimal masih membutuhkan dukungan regulasi, insentif, serta keterlibatan aktif pelaku industri.
Arief juga menyoroti keberhasilan negara seperti Tiongkok dalam menggunakan controlled atmosphere storage untuk memperpanjang masa simpan buah, seperti Fuji Apple sebagai contoh nyata bagaimana teknologi mampu mendorong daya saing produk lokal di pasar global.
Sementara Indonesia masih menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas buah lokal, misalnya mangga, manggis, dan buah naga agar layak ekspor.
Baca juga: KLB Campak, Perluas Vaksinasi karena Risiko Penularan terhadap Anak Lebih Besar
“Teknologi iradiasi bukan hanya soal sains, tetapi bagaimana investasi alat bisa dihitung secara ekonomis. Kemudian, bagaimana simpul distribusi bisa terbentuk dengan dukungan semua pihak,” imbuh dia.
BRIN dan Bapanas sepakat untuk memperkuat sinergi antarlembaga dalam mendukung ketahanan dan kemandirian pangan nasional. BRIN diharapkan terus melanjutkan riset dan pengembangan teknologi iradiasi yang aplikatif, sementara Bapanas siap memfasilitasi penguatan ekosistem kebijakan agar inovasi tersebut benar-benar bermanfaat nyata bagi masyarakat dan industri pangan tanah air.
Menekan risiko kontaminasi
Menurut Syaiful, teknologi nuklir juga terbukti efektif menekan risiko kontaminasi tanpa meninggalkan residu berbahaya, menjadikannya alternatif yang aman dan ramah lingkungan untuk pengolahan produk pangan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar-lembaga guna memperluas pemanfaatan teknologi ini, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Baca juga: Ahmad Fauzi, Kerusakan Lingkungan Akibat Tata Kelola Kebijakan SDA Tak Matang
“Teknologi iradiasi memungkinkan deteksi dan penanganan kontaminasi sejak dini tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan ataupun kesehatan masyarakat. Ini menjadi solusi kunci untuk menjamin keamanan produk pangan kita,” jelas dia dalam diskusi bersama Hanif di Depok, Jawa Barat, Sabtu, 30 Agustus 2025.
Selain meningkatkan kualitas dan daya simpan produk, teknologi nuklir juga diyakini akan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global.
“Kami berharap teknologi ini menjadi bagian dari sistem perlindungan pangan nasional, sekaligus alat diplomasi dagang yang berbasis bukti ilmiah,” imbuh dia.
Menurut Hanif, penerapan teknologi iradiasi adalah strategi jangka panjang yang dapat melindungi konsumen, lingkungan, serta mendongkrak daya saing produk pangan Indonesia di pasar internasional.
Baca juga: Kearifan Lokal Kelekak, Siapa Menebang Pohon Wajib Menanam Kembali
“Kami mendukung kebijakan pengamanan pangan dari potensi paparan radioaktif, sekaligus memastikan produk ekspor bebas kontaminasi dan produk impor tidak membahayakan masyarakat. Ini juga akan memperkuat posisi Indonesia saat menghadapi tuduhan atau klaim sepihak dari negara mitra dagang,” ujar Hanif.
Ia juga menyoroti pentingnya teknologi deteksi berpresisi tinggi dan data ilmiah yang solid sebagai dasar penyusunan regulasi nasional.
“Kami berharap proyek perubahan yang dirancang ini dapat berkembang menjadi regulasi strategis yang benar-benar dibutuhkan negara ini,” lanjut dia.
Kedua pihak berkomitmen membangun sistem keamanan pangan yang tangguh, aman, dan berkelanjutan, dengan teknologi iradiasi sebagai tulang punggungnya. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post