Saat ini, Indonesia memiliki enam pesawat untuk operasi TMC yang akan dioptimalkan bekerja sama dengan BNPB.
“Kami targetkan bisa menampung air dari 25 hingga 28 Juli. Karena awal Agustus nanti curah hujan kembali menurun,” terang dia.
Baca juga: Karhutla di Riau, 29 Orang Tersangka dan Luas Lahan Terdampak Capai 1.000 Hektare
BMKG terus memperbarui prediksi cuaca harian dan berkoordinasi intensif dengan BNPB untuk menyesuaikan lokasi penyemaian awan berdasarkan potensi pertumbuhan awan hujan. Dengan curah hujan rendah, tingginya suhu permukaan, dan kondisi lahan gambut yang mengering, wilayah Riau memerlukan kewaspadaan ekstra dari semua pihak.
BMKG menyerukan kolaborasi lintas sektor untuk mengantisipasi dan menekan risiko bencana karhutla yang bisa meluas jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Kepala BNPB Suharyanto, serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan aparat penanggulangan bencana di Riau.
Baca juga: Karhutla di Riau, 29 Orang Tersangka dan Luas Lahan Terdampak Capai 1.000 Hektare
Jumlah titik api menurun
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni turut melakukan peninjauan udara (flyover) dengan helikopter untuk melihat titik-titik kebakaran sekaligus memetakan langkah antisipatif ke depan. Ia menyampaikan, titik api secara umum telah menurun dibanding beberapa waktu lalu. Awalnya, pada 16 Juli 2025 terdapat 1.300 titik api, kemudian per 23 Juli 2025 tinggal 116 titik api.
Ia menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan potensi kebakaran lanjutan. Apalagi BMKG telah mengingatkan soal tingkat kekeringan yang sangat tinggi.
“Tinggal nanti cuaca ekstrem ini harus kami antisipasi. Laporan dari BMKG, tingkat kekeringannya ekstrem. Jadi sangat mudah terbakar,” ujar Raja Juli.
Baca juga: Karhutla Juga Terpantau di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Kalimantan Selatan
Sementara patroli terpadu yang melibatkan personi Manggala Agni, TNI, POLRI, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) dilaksanakan di sembilan posko desa. Meliputi posko di Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Kampar, Kabupaten Kepulauan. Meranti, Kabupaten Pelalawan, dan Kabupaten Siak.
Adapun patroli mandiri oleh Manggala Agni di 19 posko desa yang tersebar di Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, dan Kabupaten Indragiri Hilir. [WLC02]
Sumber: BMKG, Kementerian Kehutanan
Discussion about this post