Selain memimpin koordinasi di posko karhutla, Diaz juga bertemu dengan sejumlah pelaku usaha yang memiliki konsesi di wilayah terdampak, termasuk PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), Sinar Mas Group, dan PTPN IV Regional III. Ia meminta agar seluruh perusahaan meningkatkan kesiapsiagaan, ikut serta dalam gotong royong pemadaman, serta aktif dalam proses pemulihan lingkungan.
Hujan turun usai OMC
Suharyanto juga membeberkan penurunan titik api (hotspot) pascapelaksanaan operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dilakukan sejak 21 Juli 2025. OMC saat itu dilakukan dengan satu pesawat.
“Hari ini didatangkan satu lagi pesawat. Mudah-mudahan dengan dua pesawat, hujan semakin lebat dan api semakin padam,” ujar Suharyanto saat meninjau pelaksanaan OMC di Lanud Roesmin Nurjadin.
Baca juga: Riset Paleotsunami Temukan Jejak Tsunami Raksasa Dua Kilometer dari Bandara Yogyakarta
Penambahan armada OMC untuk memaksimalkan pengendalian karhutla. Mengingat masih ada pertumbuhan awan hujan di wilayah Riau, sehingga operasi ini akan dilakukan hingga 25 Juli 2025.
“Alhamdulillah masih ada pertumbuhan awan hujan, jadi kami manfaatkan. Mulai kemarin, kami OMC dengan tiga ton bahan semai, Alhamdulillah datang hujan. Tadi pagi disemai dua ton, turun hujan. Artinya, penerbangan ini mendatangkan hujan,” tutur dia.
Merujuk data rekapitulasi tim OMC Lanud Roesmin Nurjadin, penerbangan kemarin dilakukan tiga sortie dan menghasilkan hujan di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Pelalawan. Sementara penerbangan hari ini yang juga tiga sortie menghasilkan hujan di Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai.
Baca juga: Dibuka Jalur Pendakian Puncak Pulau Kecil di Morowali, Pulau Tokonanaka
Pemadaman kebakaran melalui OMC merupakan salah satu cara tepat untuk memadamkan api. Apalagi dengan jenis lahan yang terdiri dari lahan gambut yang memungkinkan api di atas tanah sudah padam, namun di dalam tanah masih ada bagian yang terbakar.
“OMC efektif memadamkan karhutla, karena area kebakaran luas dengan mendatangkan hujan akan cepat padam. Apalagi lahan gambut harus dibasahi terus,” ucap dia.
Selain itu, akan dilakukan penambahan personel darat yang dilengkapi dengan alat pemadaman di empat wilayah yang diprioritaskan. Mereka bertugas memperkuat operasi pemadaman selama satu bulan. Jika api padam, maka tugasnya melakukan patroli di titik-titik yang dimungkinkan ada orang membakar dan mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar. [WLC02]
Sumber: BNPB
Discussion about this post