Persoalannya, fitur wajah atau sidik jari hanya melekat pada satu orang saja. Berbeda dengan kata sandi yang bisa diganti. Apabila pengguna kehilangan informasi biometriknya, data yang tersimpan dengan identitas tersebut tidak akan dapat diakses.
“Satu solusi untuk memitigasi permasalahan ini adalah tokenisasi untuk pertukaran informasi,” jelas profesor Ilmu Komputer dan Teknik Elektro ini.
Baca Juga: Ingin Menang Kontes, Ini Tips Budidaya Ikan Guppy
Token digunakan agar pengguna tidak langsung memberikan informasi biometriknya. Misalnya, apabila pengguna lain ingin menggunakan tablet kita, token akan diberikan ke tablet dan juga ponsel sebagai perangkat utama. Izin akan diberikan apabila token di kedua perangkat cocok satu sama lain. Apabila tidak, token dapat ditarik dan diganti.
“Pengguna lain tidak akan menerima informasi biometrik apapun dari kita,” kata Reza.
Sistem pengenalan biometrik ini dinilai bisa menjadi solusi dari permasalahan data elektronik pribadi pengguna yang diretas dan disalahgunakan akibat kata sandi. Di mana peretasan dapat terjadi karena kata sandi merupakan sistem keamanan yang harus diingat oleh pemilik. “Apabila seseorang dapat mengetahui kata sandi kita, mereka bisa menerobos sistem keamanan menggunakan identitas kita,” jelas Reza. [WLC02]
Discussion about this post