Kamis, 13 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kekeruhan Atmosfer Akibat Erupsi Gunung Merapi 2010 Turun 36 Persen

Jumat, 16 Agustus 2024
A A
Gunung Merapi pada 17 Agustus 2024. Foto Magma Indonesia.

Gunung Merapi pada 17 Agustus 2024. Foto Magma Indonesia.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lilik Slamet Supriatin menjelaskan kekeruhan atmosfer (turbiditas) dapat disebabkan faktor alami dan aktivitas antropogenik, seperti kebakaran hutan, polusi udara, serta badai debu dan pasir. Tak terkecuali turbiditas akibat erupsi Gunung Merapi, karena memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia.

“Turbiditas berdampak pada berkurangnya visibilitas, gangguan kesehatan, gangguan pemandangan kota, serta koefisien pemadaman,” kata Lilik dalam kolokium bertopik “Pengaruh Kekeruhan (Turbiditas) Atmosfer pada Gross Primary Productivity (GPP) di Taman Nasional Gunung Merapi” Sleman pada 15 Agustus 2024.

Berdasarkan riset BRIN, turbiditas atmosfer di wilayah Gunung Merapi berasal dari awan panas (wedus gembel) dan debu vulkanik yang dihasilkan saat erupsi. Koefisien pemadaman menunjukkan berkurangnya cahaya matahari yang diterima di suatu permukaan. Pada hari yang bersih, koefisien ini berada di angka 30 persen, sementara pada hari yang terpolusi mencapai 65 persen.

Baca Juga: SiTampan, Metode Tanam Mangrove untuk Lahan Ekstrem

Perubahan 10 hingga 20 persen pada koefisien pemadaman dapat mengakibatkan penurunan visibilitas hingga 50 persen.

Latar belakang penelitian yang dilakukan oleh Lilik dan tim Kelompok Riset Lingkungan Atmosfer dan Aplikasinya adalah untuk mengukur turbiditas menggunakan teknik penginderaan jauh, yaitu mengambil data GPP atau produktivitas primer kotor dari satelit.

Mereka mengukur indeks turbiditas dari rasio antara radiasi global yang diukur di permukaan dengan radiasi global di puncak atmosfer. Namun, karena kesulitan mendapatkan instrumen pengukuran radiasi di permukaan, mereka menghitung indeks turbiditas menggunakan teknik penginderaan jauh, yaitu mengambil data produktivitas primer kotor dari satelit.

Baca Juga: Target Nol Emisi Karbon di IKN Sulit Tercapai, Ini Alasan Pengamat

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: erupsi MerapiGunung Merapikekeruhan atmosferproduktivitas primer kotorTaman Nasonal Gunung Merapiturbiditas atmosfer

Editor

Next Post
Ilustrasi cuaca berawan. Foto lin2015/pixabay.com.

Pelajari Ilmu Aerosol untuk Rancang Strategi Hadapi Krisis Iklim

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media