Wanaloka.com – Dalam kunjungan ke infrastruktur pengendali banjir di Bendung Bekasi dan Sodetan Ciliwung, Rabu, 5 Maret 2025, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan keberhasilan pengendalian banjir di Jabodetabek sangat bergantung pada peran aktif pemerintah daerah (pemda). Terutama dalam kesiapan lahan dan pengelolaan sampah.
Dalam kesiapan lahan misalnya, ia mencontohkan keterlambatan proyek tanggul dan normalisasi sungai bukan hanya soal teknis. Melainkan juga persoalan administratif, terutama dalam hal pembebasan lahan.
“Infrastruktur pengendali banjir pasti kami bangun dan kelola. Tapi tanpa kesiapan lahan dari Pemda, proyek ini tidak bisa berjalan maksimal,” ujar Dody.
Baca juga: BNPB Pastikan Kebutuhan Dasar Warga Terdampak Banjir Jabodetabek Terpenuhi
Hingga saat ini, pembangunan tanggul di Kali Bekasi baru mencapai 13.8 km dari total kebutuhan 33 km. Normalisasi Sungai Ciliwung juga baru terealisasi 17 km dari target 33 km. Menurut Dody, banyak titik genangan di permukiman terjadi karena air masuk melalui area yang belum bertanggul, menunjukkan bahwa percepatan proyek ini sangat diperlukan.
Selain lahan, masalah sampah juga menjadi perhatian serius. Ia mengingatkan meskipun infrastruktur sudah dibangun, jika sungai dan saluran air terus dipenuhi sampah, maka sistem pengendalian banjir tidak akan optimal.
Ia menginstruksikan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air untuk segera berkoordinasi dengan bupati, sekda, dan gubernur terkait pembebasan lahan dan pengelolaan sampah.
Baca juga: Pelestarian Lingkungan Lewat Deklarasi Hutan Adat Rimba Kobar di Sekadau
“Saya akan maksimalkan peran aktif pemda, khususnya dalam kesiapan lahan. Kalau ini nggak bergerak, ya saya yang turun tangan,” tegas dia.
Menurut dia, permasalahan banjir tidak bisa dilepaskan dari tata ruang perumahan yang dikelola pemda. Selain mendukung pembangunan tanggul, pemda juga berkewajiban untuk merawat dan menjaga infrastruktur yang sudah ada agar tetap berfungsi di masa depan.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, Dody optimistis upaya pengendalian banjir di Jabodetabek bisa lebih efektif, mengurangi dampak banjir di musim hujan, dan meningkatkan keamanan bagi warga.
Baca juga: Kepala Daerah Baru Perlu Adaptasi Merespons Cepat Peringatan Dini Cuaca Ekstrem
Penataan ruang di Puncak tidak tepat
Terkait banjir yang melanda Puncak, Bogor pada Minggu, 2 Maret 2025, Kepala Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB University, Prof. Baba Barus, menyatakan bahwa secara normatif, ada yang tidak tepat dalam penataan ruang ruang di Puncak.
“Perencanaan alokasi ruang yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan berpotensi menimbulkan kebencanaan,” ujar dia.
Bahkan perencanaan yang baik pun tidak akan efektif, apabila pemanfaatan ruang tidak mengindahkan karakter daya dukung lingkungan. Hal ini dapat memicu dampak negatif seperti banjir dan longsor, seperti yang terjadi hari ini.
Baca juga: Wilayah Jabodetabek Dikepung Banjir
Discussion about this post