“Kalau kami terus lakukan advokasi kepada nelayan, mudah-mudahan mereka melepaskan,” jelas Alex.
Lokasi penelitian dipilih di Palabuhanratu dan Cilacap setelah melalui berbagai pertimbangan. Salah satunya berdasar hasil risetnya yang menemukan sejumlah sentra penangkapan ikan pari yang tidak disengaja di Indonesia. Alex juga mengatakan dari penelitian ini menghasilkan banyak penelitian dengan skala yang lebih kecil.
Mini riset dilakukan mahasiswa untuk mengidentifikasi isi perut ikan pari manta. Hasil dari penelitian itu adalah informasi mengenai kebiasaan makan pari manta.
Baca Juga: Mengenal Beragam Terumbu Karang di Eduminawisata SFV Bangsring Banyuwangi
“Jadi kami tahu feeding habit-nya, sehingga nanti bisa menjawab bahwa untuk kawasan-kawasan habitat tertentu, jenis plankton ini harus menjadi bagian dari konservasi. Habitatnya kami jaga supaya tidak terjadi booming plankton, tidak terjadi penurunan level dari kepadatan plankton, dan sebagainya,” papar Alex.
Informasi lain yang sudah didapatkan adalah membandingkan antara DNA pari yang berlokasi di Cilacap dan di Palabuhanratu. Penelitian tersebut mendapatkan hasil, bahwa keduanya memang serupa dan besar dari populasi yang sama.
“Untuk publikasi besar akan melibatkan informasi dari semua negara yang terlibat dalam penelitian. Apakah berasal dari populasi yang sama. Kami juga ingin tahu kondisi oseanografi apa yang paling suitable untuk habitat hidup mereka,” imbuh Alex. [WLC02]
Sumber: Universitas Padjajaran
Discussion about this post