Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Krisis Pangan Jadi Masalah Global, Ini Solusi Ilmuwan dan Guru Besar

Krisis pangan jadi ancaman global. Sejumlah negara sedang menghadapi, ada juga yang melakukan persiapan. Apa solusi dan inovasi menurut pakar bagi Indonesia?

Sabtu, 20 Agustus 2022
A A
Ilustrasi kekeringan. Foto JodyDellDavis/pixabay.com.

Ilustrasi kekeringan. Foto JodyDellDavis/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

“Sayangnya petani Indonesia secara umum belum memperhatian hal-hal seperti itu,” ungkap Jaka.

Di sisi lain, edukasi kepada anak-anak muda agar tertarik menjadikan petani sebagai profesi sudah harus gencar dilakukan. Yakni bagaimana upaya menjadikan hasil-hasil pertanian sebagai komoditas yang menguntungkan dan menjanjikan, bagaimana menjadikan pertanian sebagai pekerjaan yang menarik dengan mengembangkan aplikasi-aplikasi, model otomatisasi dengan dikontrol melalui handphone.

“Dengan internet of thinks, mudah-mudahan menarik anak-anak muda menjadi petani milenial dengan penghasilan cukup,” kata Jaka dengan mencontohkan pertanian dengan sistem hidroponik I atas lahan 400 meter persegi.

Baca Juga: Munif Ghulamahdi: Teknologi Budidaya Jenuh Air Jadi Solusi Kelangkaan Kedelai

4 Inovasi Berbasis Pangan

Ilustrasi tanaman keelai. Foto jcesar2015/pixabay.com.
Ilustrasi tanaman keelai. Foto jcesar2015/pixabay.com.

Sebagai perguruan tinggi yang berfokus pada pertanian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University telah meluncurkan empat inovasi berbasis pangan untuk mengatasi krisis pangan pada 10 Agustus 2022.

Inovasi pertama, ayam lokal pedaging unggul IPB D1, D2 dan D3 oleh Prof. Cece Sumantri. Ayam ini diklaim tahan penyakit, tumbuh cepat dan memiliki daging dengan antioksidan tinggi sebagai pangan fungsional.

Inovasi kedua, varietas kedelai lahan pasang surut dengan produktivitas tinggi yang dikembangkan Prof. Munif Ghulamahdi. Produktivitasnya bisa mencapai 4,63 ton per hektare. Inovasi itu telah iuji coba di atas 500 hektare lahan yang rata-rata menghasilkan 2,5 ton per hektare.

Baca Juga: Kata Pakar Soal Kisruh Harga Kedelai: Pemerintah Tak Konsisten Wujudkan Swasembada Kedelai

“Saya sudah sampaikan inovasi ini kepada Presiden, sehingga Indonesia tidak perlu impor kedelai lagi,” kata Munif.

Inovasi ketiga, varietas kecipir dan kacang tunggak sebagai pengganti kedelai dengan inovator Prof. Muhamad Syukur. Kacang tunggak dapat mensubstitusi kedelai apabila kekurangan kedelai. Varietas kacang tunggak ini berwarna lebih putih sehingga bisa digunakan untuk membuat tempe. Bahkaan Cita rasanya diklaim jauh lebih enak.

Inovasi keempat, tempe higienis fungsional untuk mendukung kesehatan dan pengembangan ekspor hasil inovasi Prof. Made Astawan.

Baca Juga: Harga Kedelai Melangit, Perajin Tahu Tempe Mogok Tiga Hari

Empat hasil penelitian empat guru besar itu, menurut Kepala LPPM IPB University, Ernan Rustiadi, relevan untuk mengantisipasi krisis pangan yang serius. Mengingat krisis pangan, bahkan krisis multidimensi sudah mendera beberapa negara. Kondisi Indonesia dinilai masih baik, meskipun berbagai indikator inflasi harga pangan, meningkat.

“Yang harus diperhatikan terutama sektor pangan (yang mengandung unsur protein) yang masih impor,” kata Ernan. Mengingat Indonesia masih melakukan impor komoditas pangan, terutama protein dan daging dalam jumlah besar. [WLC02]

Sumber: ugm.ac.id, ipb.ac.id

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: IPB Universitykekeringankrisis airkrisis panganmasalah globalperubahan iklimpupuk mahalSistem hidroponikUGM

Editor

Next Post
Kepala LPPM IPB University, Dr. Ernan Rustiadi. Foto @ErnanRustiadi/Twitter

Ernan Rustiadi: Indonesia Tak Impor Beras, Bukan Berarti Pangan Aman

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media