Dibandingkan dengan kondisi normal, awal musim hujan pada 2023/2024 di 699 Zona Musim (ZOM) di Indonesia diprediksikan mundur sebanyak 446 ZOM atau 64 persen, sama 56 ZOM atau 8 persen, dan maju 22 ZOM atau 3 persen. Sedangkan 50 ZOM atau 7 persen sudah masuk musim hujan, 12 ZOM atau 2 persen dengan musim hujan sepanjang 2023, dan 113 ZOM atau 16 persen dengan tipe 1 musim sepanjang tahun. Sementara sifat hujan pada periode Musim Hujan 2023/2024 diprakirakan normal 566 ZOM atau 80,9 persen, atas normal sebanyak 69 ZOM atau 9,9 persen, dan bawah normal 64 ZOM atau 9,2 persen.
Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Dwikorita pun mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan untuk waspada dan berhati-hati karena berada di area rawan longsor.
Baca Juga: Gempa Dangkal Bengkulu 5,3 Magnitudo, BMKG: Dipicu Aktivitas di Zona Megathrust
Dwikorita juga meminta kementerian dan lembaga, pemeritah daerah, dan institusi terkait untuk melakukan langkah mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan. Terutama di wilayah yang mengalami Sifat Musim Hujan Atas Normal (lebih basah dibanding biasanya). Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor.
Selain itu, pemerintah daerah diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan serta penting memperhatikan peringatan dini. Pemerintah daerah dan sektor terkait juga diharapkan dapat menjadikan informasi Prakiraan Musim Hujan 2023 – 2024 tersebut sebagai acuan untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action).
“Untuk menekan kerugian yang dapat ditimbulkan akibat bencana hidrometeorologis,” kata Dwikorita. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post