Sabtu, 12 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Mendesain Kota Bandung Berbasis Mitigasi Tanah Bergerak Akibat Sesar Lembang

Design thinking bukan hanya tentang bagaimana kita selamat dari bencana, tetapi bagaimana mencegah potensi kerusakan akibat bencana.

Rabu, 16 April 2025
A A
Ilustrasi Sesar Lembang. Foto Istimewa.

Ilustrasi Sesar Lembang. Foto Istimewa.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Umumnya, warga Kota ‘Kembang’ Bandung tidak mengetahui karakteristik dari kota itu sendiri. Soal isu Sesar Lembang yang memicu gempa misalnya, tak banyak masyarakat yang menyadari potensi bahayanya. Mengingat Sesar Lembang sebagai sebuah fakta tanah bergerak, di mana pergerakan sesarnya bisa mencapai 4 mm per tahun.

“Yang dikhawatirkan adalah ketidaksadaran kita, masyarakat yang hidup di atasnya. Akhirnya menebang pohon yang seharusnya menjadi resapan air dan menggantinya dengan bangunan yang tidak berstandar anti gempa,” kata Ketua Bandung Creative City Forum (BCCF) dan CEO Sembilan Matahari, M. Adi Panuntun dalam kuliah tamu bertajuk “From The Mountain To The River To The Sea” yang digelar Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) di Gedung LFM, ITB Kampus Ganesha, Jumat, 11 April 2025.

Atas dasar itulah, dalam gelaran peringatan Bandung sebagai Kota Desain (City of Design) pada 2025 ini, para pelaku kreatif mulai mengarah pada pelibatan mitigasi bencana, terutama terkait dengan isu sesar Lembang.

Baca juga: Empat Provinsi Dilanda Bencana Hidrometeorologi, Waspada Masa Pancaroba

“Sesar Lembang merupakan fenomena yang dinyatakan peneliti pasti terjadi, tetapi waktunya tidak pasti. Cara terbaik yang bisa dilakukan adalah melakukan mitigasi. Namun, isu mitigasi sesar Lembang belum terkoneksi sepenuhnya dengan bidang kreatif. Padahal Bandung merupakan City of Design,” ujar dia.

Pada masa Hindia-Belanda, pembangunan masih (dilakukan secara) dengan kesadaran atas potensi bahaya itu. Namun pada masa setelah kemerdekaan terjadi kegagapan terkait acuan pembangunan sehingga banyak bangunan yang seharusnya berbasis tanah yang bergerak, tidak terjadi.

Cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan mendesainnya.

Baca juga: Gempa Dangkal 5,6 Magnitudo Guncang Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara

“Design thinking bukan hanya tentang bagaimana kita selamat dari bencana, tetapi bagaimana mencegah potensi kerusakan akibat bencana,” kata dia.

Ada dua key event dalam gelaran Kota Desain, yakni BDG LIGHTS dan Bandung Design Biennale. Acara akan digelar pada September dan Oktober 2025.

Mengenal Sesar Lembang

Berdasarkan keterangan yang dikutip dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 2021, Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang panjangnya sekitar 25-29 km. Sesar itu memanjang dari Padalarang melewati Kota Lembang hingga ke Gunung Manglayang, yang terbagi menjadi 3 segmen. Berdasarkan kajian paleoseismik Sesar Lembang pernah mengalami pelepasan energi (gempa bumi) pada 1600.

Baca juga: Waspada, Gempa Bumi Besar di Manila Dapat Pengaruhi Kestabilan PLTN di Kalimantan

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: FSRD ITBKota BandungKota Desainsesar Lembangtanah bergerak

Editor

Next Post
TPA Benowo di Surabaya. Foto Dok. Bangga Surabaya.

TPA Benowo, Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik di Surabaya

Discussion about this post

TERKINI

  • WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination, Yohei Sasakawa dan Menkes Budi Gunadi Sadikin berkunjung ke Sampang, Madura dalam program eliminasi kusta, 8 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Kusta Bukan Penyakit Kutukan, Kusta Bisa Disembuhkan
    In Rehat
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Destinasi wisata di Danau Toba, Sumatra Utara. Foto Dok. Kemenpar.Konferensi Internasional Jadi Upaya Geopark Kaldera Toba Raih Kembali Green Card UNESCO
    In Traveling
    Kamis, 10 Juli 2025
  • Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dietriech G Bengen. Foto Dok. Alumni IPB.Dietriech Geoffrey, Merkuri Masuk ke Perairan Lewat Limbah Industri hingga Keramba Jaring Apung
    In Sosok
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Suasana konferensi pers soal gugatan SLAPP terhadap dua Guru Besar IPB University oleh PT KLM di YLBHI, 8 Juli 2025. Foto YLBHI.Bambang Hero dan Basuki Wasis Tak Gentar Hadapi Gugatan SLAPP Perusak Lingkungan di Pengadilan Cibinong
    In News
    Rabu, 9 Juli 2025
  • Pertemuan International Leprosy Congress (ILC) di Nusa Dua, Bali pada 7 Juli 2025. Foto Dok. Kemenkes.Menteri Kesehatan Janjikan Nol Kusta, Nol Disabilitas, Nol Stigma
    In News
    Selasa, 8 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media