“Penemuan ini sangat menarik karena sejauh ini, tidak banyak laporan tentang keberadaan Aplopeltura boa di kawasan Mojokerto. Ini menunjukkan hutan di sekitar Claket masih menyimpan banyak misteri keanekaragaman hayati yang perlu diteliti lebih lanjut,” ujar Ferdinan.
Apakah berkerabat dengan ular boa raksasa?
Aplopeltura boa tergolong dalam famili Pareidae, sekelompok ular yang berevolusi dengan rahang asimetris untuk berburu siput. Ular ini tidak berbisa, memiliki kepala tumpul, dan lebih banyak ditemukan di pepohonan (arboreal).
Meskipun namanya mengandung kata “boa“, spesies ini tidak berkerabat dengan ular boa raksasa. Dan sama sekali bukan ular air, meskipun sempat diduga demikian oleh ilmuwan pada abad ke-19.
Bagi Ferdinan Sabastian dan Tifan Nur Rizal, penemuan ini bukan hanya sekadar momen berharga, tetapi juga bukti bahwa eksplorasi malam hari dapat mengungkap kehidupan liar yang tak terduga.
“Kami cukup terkejut menemukan spesies ini karena selama ini sangat jarang terdeteksi di kawasan ini,” tambah Tifan.
Keberadaan Aplopeltura boa di Hutan Claket bisa menjadi indikator ekosistem yang masih sehat dan perlu diteliti lebih lanjut: Apakah ini merupakan populasi alami yang tidak pernah terdeteksi sebelumnya? Atau spesies ini mulai meluas ke wilayah baru?
Saat malam Ramadan yang penuh berkah ini, tim herping tak hanya menemukan seekor ular, tetapi juga membuka pintu bagi pertanyaan ilmiah yang lebih besar tentang keanekaragaman hayati di Jawa Timur. [WLC02]
Sumber: KSDAE KLHK
Discussion about this post