Wanaloka.com – Tim Resort Konservasi Wilayah (RKW) 10 Pulau Bawean, Balai Besar KSDA Jawa Timur melaksanakan patroli pengamanan sekaligus mendampingi penelitian mahasiswa Universitas Brawijaya Malang di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Bawean pada 6 Februari 2025 lalu. Lokasi tersebut tepatnya di Blok Gunung Besar, Desa Kalompanggubuk, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik.
Pengendali Ekosistem Hutan Muda Balai Besar KSDA Jawa Timur, Fajar Dwi Nur Aji menjelaskan, patroli ini bertujuan untuk memastikan kawasan tetap terlindungi serta mendukung riset mengenai Pemodelan Distribusi Spesies dan Studi Kesesuaian Habitat Babi Kutil Bawean (Sus blouchi). Dalam kegiatan tersebut, tim dan peneliti melakukan pencatatan keberadaan spesies melalui jejak dan bekas kubangan yang ditinggalkan satwa endemik tersebut.
Selain pemantauan babi kutil, tim juga mencatat keberadaan fauna lain seperti burung cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps), madu sriganti (Cinnyris jugularis), dan merbah belukar (Pycnonotus plumosus).
Baca juga: Misteri Ular Siput di Hutan Claket, Benarkah Memang Hidup di Mojokerto?
Di sektor flora, ditemukan dominasi berbagai jenis tumbuhan khas, termasuk Akasia (Acacia sp), Pala Hutan (Myristica teysmannii), Gondang (Ficus variegata), hingga beberapa jenis Garcinia, seperti Badung (Garcinia dioica), Mundu (Garcinia dulcis), dan Tanjang Gunung (Garcinia celebica).
Habitat rusa Bawean dan babi kutil
Sebelumnya, patroli juga dilakukan pada 23 Januari 2025, di Kawasan Langpelem Blok Gunung Besar, Suaka Margasatwa Pulau Bawean, yang secara administratif terletak di Desa Patar Selamat, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik.
Patroli yang dipimpin Polhut sekaligus Kepala RKW 10 Bawean, Nursyamsi bertujuan untuk menjaga kelestarian kawasan konservasi serta melakukan pengawasan terhadap batas kawasan konservasi. Tim peneliti dari Universitas Brawijaya Malang juga mendampingi untuk melakukan riset terkait distribusi spesies serta pengkajian vegetasi pakan alami yang mendukung habitat dua spesies endemik Pulau Bawean, yakni Rusa Bawean (Axis kuhlii) dan Babi Kutil Bawean (Sus blouchi).
Baca juga: Berburu Cacing Pemakan Bakteri Tanaman Ficus di Dua Cagar Alam Gadungan
Patroli dalam kawasan konservasi yang dilakukan dengan berjalan kaki di sepanjang jalur yang telah ditentukan sekaligus pengumpulan data melalui plotting vegetasi dan pakan alami yang relevan untuk keberlanjutan habitat Rusa Bawean dan Babi Kutil.
Selama patroli, tim berhasil mencatat berbagai temuan penting terkait flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut. Beberapa perjumpaan fauna yang menarik antara lain Babi Kutil Bawean sebanyak 11 ekor, yang merupakan spesies endemik Pulau Bawean dan kini tergolong dalam kategori rentan.
Selain itu, ditemukan pula berbagai jenis burung, termasuk satu ekor Elang Bawean (Spilornis baweanus), yang juga merupakan spesies endemik dan terancam punah, serta beberapa jenis burung lainnya.
Baca juga: Banda Aceh Diguncang Gempa Dangkal M5,4 Akibat Sesar Seulimeum
Tak hanya itu, tim juga mencatat keberadaan bekas pakan Rusa Bawean, yang menunjukkan bahwa spesies ini masih mendiami kawasan tersebut. Rusa Bawean, merupakan ikon konservasi Pulau Bawean yang memerlukan vegetasi pakan alami yang tepat untuk kelangsungan hidupnya. Data terkait pakan alami menjadi kunci penting dalam penelitian ini.
Di sisi flora, tim menjumpai dua rumpun Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) yang langka, serta satu rumpun Anggrek Ekor Tupai (Rhinchostylis retusa), keduanya memiliki nilai konservasi tinggi.
Discussion about this post