Berikut kronologinya:
- Tanggal 19 Maret 2022, Kepala Desa Nalo Gedang melaporkan kejadian ternak kambing yang dimangsa harimau dan langsung diverifikasi oleh Tim BKSDA Jambi. Hasilnya, patut diduga kambing tersebut dimangsa harimau.
- Tanggal 2 April 2022, kejadian ternak yang diduga dimangsa harimau kembali terjadi dan dilaporkan juga oleh Kepala Desa Nalo Gedang.
- Tanggal 6 April 2022, Balai KSDA Jambi memasang perangkap (box trap).
- Tanggal 21 April 2022, sekitar pukul 07.40 WIB, warga menyampaikan bahwa harimau telah masuk dalam perangkap, sehingga tim Balai KSDA Jambi segera ke lokasi untuk mengamankan lokasi.
- Tanggal 21 April 2022, sekitar pukul 23.00 WIB, satwa telah sampai di Tempat Penampungan Satwa Balai KSDA Jambi dalam kondisi sehat.
Baca Juga: Rekomendasi Vaksin Halal, Pemerintah Jadikan Sinovac sebagai Vaksin Booster
“Harimau itu berjenis kelamin jantan dan diperkirakan berusia 8-10 tahun,” kata Kepala Balai KSDA Jambi, Rahmad Saleh dalam keterangan tertulisnya.

Harimau tersebut memiliki berat badan 110 kilogram, panjang taring atas 6,2 centimeter, taring bawah 3,5 centimeter, serta panjang keseluruhan tubuh 217 centimeter. Dari hasil pemeriksaan, body condition score 3,5 dari 5. Artinya, berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan observasi, kondisi harimau tersebut masih dalam keadaan sangat baik sehingga sangat layak untuk dilepasliarkan kembali ke habitatnya.
Sementara saat dievakuasi, kondisi fisik harimau sumatra mengalami luka lecet di pangkal ekor, hidung, dan kuku bagian belakang rusak yang diduga karena berontak dalam kandang box trap.
“Balai KSDA juga telah mengambil sampel darah hematologi dan biokimia serta rambut untuk uji DNA,” terang Rahmad.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Siaga, Masyarakat Diminta Waspada Potensi Tsunami
Lokasi konflik berada di kebun masyarakat yang berstatus lahan Areal Penggunaan Lain (APL) berjarak lebih kurang 1-2 kilometer dari hutan produksi dan sekitar 20 kilometer dari kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Tutupan lahan di sekitar lokasi berupa tanaman sawit dan kebun karet.
Rencana tindak lanjut dari penyelamatan harimau sumatra ini, menurut Rahmad adalah melakukan pengecekan kesehatan oleh tim dokter hewan BKSDA Jambi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
“Jika dinyatakan sehat akan segera dilepasliarkan ke habitat alaminya,” ungkap Rahmad. [WLC02]
Sumber: ppid.menlhk.go.id
Discussion about this post