Hujan meteor yang ditunggu
Selain itu, Puan juga menjelaskan ada fenomena menarik yang biasanya ditunggu masyarakat, yaitu hujan meteor. Hujan meteor merupakan peristiwa tahunan yang terjadi pada waktu yang kurang lebih sama. Hujan meteor ini disebabkan debu sisa komet dan asteroid yang berada pada orbit Bumi.
“Jika Bumi melewati lokasi tempat debu tadi berada, maka hujan meteor akan terjadi. Pada waktu yang sama setiap tahunnya,” ucap dia.
Lebih lanjut Puan menguraikan hujan meteor yang akan terjadi pada 2025. Pertama, hujan meteor Quadrantids, dapat terlihat sekitar akhir Desember hingga tengah Januari. Kedua, hujan meteor Lyrids, dapat terlihat pada pertengahan April. Ketiga, hujan meteor Eta Aquariids, dapat terlihat pada pertengahan April hingga Mei.
Baca Juga: Pelepasliaran Kasuari Selatan di Hutan Keramat Masyarakat Adat Papua
Keempat, hujan meteor Perseids, dapat terlihat pada pertengahan Juli hingga akhir Agustus. Kelima, hujan meteor Draconids, dapat terlihat pada bulan Oktober. Keenam, hujan meteor Orionids, dapat terlihat pada bulan Oktober. Ketujuh, hujan meteor Leonids, dapat terlihat pada bulan November. Kedelapan, hujan meteor Geminids, terlihat pada Desember.
Nikmati keindahan langit malam
Fenomena astronomi yang terjadi pada 2025 dapat diamati dengan dua cara, yakni secara langsung dengan mata telanjang atau menggunakan alat bantu seperti teleskop dan kamera. Beberapa fenomena dapat disaksikan tanpa alat khusus, asalkan langit cerah dan bebas dari awan, antara lain hujan meteor, parade planet, dan gerhana bulan total.
Penggunaan peta Bintang, baik dalam bentuk aplikasi ponsel maupun manual akan sangat membantu pengamat dalam menemukan posisi planet atau hujan meteor di langit. Sementara fenomena yang membutuhkan teleskop dan kamera, seperti okultasi bintang, memerlukan peralatan lebih canggih untuk dapat diamati dengan jelas.
Baca Juga: Ketebalan ‘Salju Abadi’ Jayawijaya 32 Meter Tahun 2010, Kini Tinggal 4 Meter
Para peneliti di Pusat Riset Antariksa sudah melakukan penelitian terkait gerhana Matahari, pengaruh fase bulan pada pasang surut di Bumi, dan melakukan pengamatan terkait okultasi berkolaborasi dengan pihak internal maupun eksternal. Riset antariksa juga bisa diikuti mahasiswa magang dan tugas akhir melalui skema-skema yang sudah disediakan oleh BRIN, yaitu asisten riset, bimbingan tugas akhir dan program kuliah lapangan.
“Semoga dengan sharing informasi kali ini bisa memicu rasa ingin tahu teman-teman mengenai fenomena astronomi dan keilmuan astronomi secara umum. Sekali-sekali, cobalah melihat ke langit pada malam hari. Banyak sekali benda menakjubkan yang dapat dinikmati keindahannya dan juga digali kekayaan pengetahuannya,” pinta Gerhana. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post