Wanaloka.com – Pesisir Kulon Progo di pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta rawan terhadap berbagai ancaman bencana dan permasalahan lingkungan. Termasuk bencana erosi atau abrasi maupun sedimentasi. Jadi perlu kolaborasi riset terkait potensi dan prediksi erosi atau abrasi maupun sedimentasi di sana.
“Agar dampak negatif yang mungkin timbul dapat diminalisir,” kata Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjokongko saat Penandatangan Perjanjian Kerja Sama dengan Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) pada 12 Agustus 2024.
PRTH BRIN dan ITNY bekerja sama mengatasi ancaman erosi di pantai selatan DIY, terkait erosi dan sedimentasi di kawasan pesisir Kulon Progo.
Baca Juga: Sapto Andriyono, Proyek Reklamasi Bisa Dijalankan Asal Penuhi Amdal
Kerja sama ini bertujuan melaksanakan riset teknologi hidrodinamika untuk memprediksi potensi erosi dan sedimentasi di pesisir Kulon Progo. Riset tersebut akan memanfaatkan citra satelit dan pemodelan numerik.
“Pemerintah DIY telah menetapkan konsep Among Tani Dagang Layar dan menjadikan pantai selatan sebagai halaman depan. Ini menunjukkan peran penting kawasan pesisir,” ucap Widjo..
Untuk mewujudkan konsep tersebut, pemerintah telah membangun berbagai infrastruktur strategis. Sebut saja seperti jalur lintas selatan, Bandara Yogyakarta Internasional (YIA), Pelabuhan Tanjung Adikarto, kawasan pariwisata Glagah-Congot, serta pertambangan pasir besi dengan industri pengolahannya.
Discussion about this post