Wanaloka.com – Di langit yang luas, melintasi batas negara dan samudra, burung-burung bermigrasi menjadi saksi hidup atas harmoni ekosistem global. Namun, perjalanan mereka yang menakjubkan tidak lepas dari tantangan seperti degradasi habitat, perubahan iklim, hingga ancaman perburuan.
Dalam upaya melindungi para pengelana udara ini, sebuah langkah strategis telah diambil melalui “Lokalatih Peningkatan Kapasitas Kemitraan Nasional Konservasi Burung Bermigrasi dan Habitatnya” yang berlangsung di Tangerang dan Jakarta pada 25–27 Februari 2025.
Puncak dari lokalatih, para peserta bertolak ke Suaka Margasatwa Pulau Rambut, sebuah kawasan konservasi yang menjadi persinggahan vital bagi burung laut bermigrasi. Dari atas perahu, mereka menyaksikan langsung cikalang christmas (Fregata andrewsi), burung air, hingga burung pantai yang beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan panjang mereka.
Baca juga: Benarkan Tanaman Indoor Bisa Hidup di Tempat Gelap?
Pengalaman ini memperkuat kesadaran akan pentingnya perlindungan habitat bagi spesies yang mengandalkan jalur migrasi ini untuk bertahan hidup, demikian Polhut Ahli Pertama Seksi KSDA Wilayah I Kediri, Akhmad David Kurnia Putra dan PEH Ahli Muda Seksi KSDA Wilayah III Surabaya, Fajar Dwi Nur Aji menggarisbawahi.
Jalan panjang konservasi
Dari lokalatih ini, lahir beberapa langkah strategis yang akan menjadi panduan ke depan. Di antaranya adalah finalisasi Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk konservasi burung bermigrasi, penyusunan peta jalur terbang nasional, serta usulan jalur baru di wilayah Jambi dan Pantai Cemara.
Keberhasilan konservasi burung bermigrasi bukan hanya tentang menjaga spesies, tetapi juga memastikan keseimbangan ekosistem yang lebih luas. Dengan komitmen dan kerja sama lintas batas, sayap-sayap pengelana ini akan terus mengepak, membawa kisah perjalanan mereka yang tak lekang oleh waktu.
Discussion about this post