Sabtu, 30 Agustus 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Pengendalian HFC di Indonesia Mulai 2024 untuk Mencegah Pemanasan Global

Senyawa CFC dan HCFC menyebabkan kerusakan lapisan ozon. Senyawa HFC sebagai penggantinya pun memicu pemanasan global. Sepatutnya, konsumsi ketiga senyawa itu tak hanya dikurangi, tetapi juga dilarang.

Kamis, 26 Januari 2023
A A
Ilustrasi dampak pemanasan global. Foto Tumisu/pixabay.com

Ilustrasi dampak pemanasan global. Foto Tumisu/pixabay.com

Share on FacebookShare on Twitter

HFC Penyebab Pemanasan Global

Perkembangannya, muncul HFC yang merupakan senyawa alternatif pengganti dari HCFC. Apakah HFC juga berbahaya?

Laksmi menjelaskan, HFC bukanlah BPO. Namun penggunaan HFC dapat memicu efek Gas Rumah Kaca (GRK) yang berpotensi menyebabkan pemanasan global. Dengan demikian penggunaan HFC pun perlu dikendalikan.

“Pengendalian konsumsi HFC melalui penerapan Amendemen Kigali akan membantu mencegah pemanasan global sampai dengan 0,4°C pada tahun 2100. Tentunya tetap melindungi lapisan ozon,” kata Laksmi.

Baca Juga: Beruntun Laut Maluku Diguncang Gempa Magnitudo di Atas 5 Hari Ini

Dalam memenuhi target pengurangan tersebut, KLHK bersama dengan seluruh pemangku kepentingan akan menyusun skenario pengurangan konsumsi dengan mempertimbangkan kepentingan dan prioritas nasional. Skenario ini dimungkinkan terus berkembang sesuai perkembangan teknologi alternatif pengganti HFC, kesiapan pasar industri dan pasar, serta aspek sosial dan ekonomi.

“Jadi sosialisasi dilakukan kepada pemangku kepentingan, terutama pelaku industri selaku pengguna, importir, dan asosiasi industri,” kata Laksmi.

Peran pakar melalui pendekatan sains atau riset pun dilibatkan agar para pemangku kepentingan itu lebih memahami Amendemen Kigali dan target peta jalannya. Sosialisasi tersebut diharapkan dapat menyebarluaskan informasi mengenai pengaturan Amendemen Kigali dan memperkuat upaya kolektif seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai target pengurangan konsumsi HFC di Indonesia.

Baca Juga: Gempa Mag5,5 Guncang Laut Maluku, Tempo 30 Menit 2 Gempa Susulan Terjadi

Sebagai negara pihak Amendemen Kigali, Indonesia akan mendapatkan banyak manfaat. Antara lain meningkatkan daya saing industri nasional dengan mendorong pertumbuhan inovasi teknologi yang lebih ramah lingkungan, meningkatkan kapasitas SDM untuk menangani teknologi alternatif pengganti HFC yang mudah terbakar, dan peluang meningkatkan efisiensi energi melalui penggunaan bahan alternatif pengganti HFC. Pengendalian konsumsi HFC juga akan akan menambahkan target dan aksi mitigasi dalam kontribusi yang ditetapkan secara nasional kedua (Second NDC) pada 2024.

Berdasarkan hasil inventarisasi penggunaan HFC selama periode 2015-2019, terdapat lima jenis HFC yang paling banyak diimpor, yaitu HFC-134a dengan GWP 1.430; HFC-32 dengan GWP 675; R-410A dengan GWP 2.087,5; R-404A dengan GWP 3.921,6, dan R-407C dengan GWP 1.773,85 yang banyak digunakan pada industri pendingin dan tata udara. Namun sektor penggunaan HFC tidak terbatas pada industri pendingin dan tata udara, tapi juga mencakup industri busa (foam), pencegah kebakaran (fire suppressant), pelarut (solvent), dan lain-lain. Jenis dan sektor penggunaan HFC akan bertambah sesuai perkembangan teknologi. [WLC02]

Sumber: ppid.menlhk.go.id, ditjenppi.menlhk.go.id

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Amandemen Kigalibahan perusak ozonCFCgas rumah kacaHCFCHFCKLHKKonvensi WinaProtokol Montreal

Editor

Next Post
Guru Besar Antropologi FIB UGM, Prof. Bambang Hudayana. Foto antropologi.fib.ugm.ac.id.

Bambang Hudayana: Kerja Antropologi untuk Memuliakan Masyarakat Adat Belum Maksimal

Discussion about this post

TERKINI

  • Ginseng Jawa (Talinum paniculatum). Foto Alam Sari Petra.Ginseng Jawa Lebih Aman Dikonsumsi Ketimbang Ginseng Korea
    In Rehat
    Selasa, 26 Agustus 2025
  • Gelaran Indonesia Climate Justice Summit (ICJS) 2025 hari pertama di Jakarta, 26 Agustus 2025. Foto Dok. ARUKI.ICJS 2025, Masyarakat Rentan Menuntut Keadilan Iklim
    In Lingkungan
    Selasa, 26 Agustus 2025
  • Kepala BMKG melakukan kunjungan ke UPT Stasiun Meteorologi (Stamet) Kelas I Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, 24 Agustus 2025. Foto BMKG.Akhir Agustus 2025, Potensi Karhutla di Riau Meningkat
    In News
    Selasa, 26 Agustus 2025
  • Lalat buah. Foto CABI Digital Library/digitani.ipb.ac.id.Pengendalian Lalat Buah dengan Teknologi Nuklir, Amankah?
    In IPTEK
    Senin, 25 Agustus 2025
  • Presiden Prabowo Subianto memimpin pertemuan tertutup soal penertiban tambang ilegal di Hambalang, Bogor, 19 Agustus 2025. Foto Laily Rachev/BPMI Setpres.Alasan Prabowo Tertibkan Tambang Ilegal agar Negara Tetap Memperoleh Pendapatan
    In Lingkungan
    Senin, 25 Agustus 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media