“Alam bukan warisan, tapi titipan dari generasi yang akan datang. Kita wajib menjaganya,” pesan dia.
Selain itu, pendaki juga harus menanam minimal satu pohon sebelum atau sesudah pendakian. Pada kegiatan ini, pohon yang ditanam bersama adalah tanaman kayu keras dan buah, seperti kayu sengon dan lain-lain.
Adita Bayunanda, CEO WWF-Indonesia mengatakan WWF-Indonesia akan terus mengajak semua orang, termasuk influencer yang mau bekerja sama dengannya untuk terus bersuara dan membuat dampak positif bagi alam Indonesia. Sekaligus menjadi pelancong yang bertanggung jawab (responsible traveler), menjadi petualang (adventurer), tapi tetap zero waste.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Awas Lagi, Lokasi Relokasi Ditetapkan di Noboleto
“Rata-rata 73 persen masyarakat Indonesia mendapatkan berita dari media sosial. Jadi penting untuk menggandeng influencer menyuarakan isu konservasi yang dipastikan dapat menyebar dan memberikan inspirasi bagi pengikutnya,” kata Aditya.
Selama pendakian, Member of Nature ini akan mengumpulkan sampah plastik yang tercecer sepanjang jalur demi menjaga habitat satwa liar endemik di Taman Nasional Merbabu, juga memujudkan Zero Waste and Zero Accident.
Sementara jumlah sampah plastik dari sektor pariwisata cukup signifikan. Beberapa penelitian menunjukkan sampah plastik menjadi komponen utama sampah yang dihasilkan akibat aktivitas wisata dengan persentase mencapai 53 persen atau 250 juta ton.
Baca juga: Dalam 24 Jam, Sebanyak 42 Bencana Hidrometeorologi Landa Tanah Air
Publik Figure dan Member MoNa, Della Dartyan menyatakan senang karena rekan-rekannya sesama public figure bersedia ikut aksi ini.
“Aksi sekecil apapun berdampak baik bagi Bumi, jadi #longaruhkok menjadi tagline kami,” kata penggagas MoNa Kelana ini,
MoNa Kelana adalah program WWF-Indonesia untuk kegiatan supporter atau pendukung individu. Kegiatan ini juga didukung perlengkapan outdoor Arei, Golden Rama dan lainnya. Nantinya MoNa Kelana tak hanya di gunung, melainkan juga ada di edisi laut dan perkotaan. [WLC02]
Sumber: Kementerian Kehutanan, WWF Indonesia
Discussion about this post