Ia mengajak bersama-sama turut memberikan dukungan agar kebun raya ini dapat semakin menunjukkan kontribusi dan peran strategisnya di bidang konservasi tumbuhan, khususnya tumbuhan mangrove,” imbuhnya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi berharap Kebun Raya Mangrove Surabaya dapat menjadi salah satu perpustakaan mangrove dunia dan pusat pengurangan karbon. Sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin juga diharapkan mampu membawa nama kebun raya ini ke kancah internasional sebagai simbol keberhasilan pelestarian lingkungan kota.
Baca juga: Wilayah Tektonik Kamchatka Mirip Pantai Barat Sumatra, Pantai Selatan Jawa dan Utara Halmahera
Ke depan, pengembangan Kebun Raya Mangrove Surabaya akan menyentuh soal ketahanan pangan. Salah satu langkah konkret yang akan dilakukan adalah menggandeng BRIN dalam riset pengembangan silvofishery di kawasan tersebut.
Silvofishery merupakan sistem budidaya perikanan terpadu di kawasan mangrove yang menggabungkan tambak dengan hutan mangrove.
“Kolaborasi antara mangrove dan perikanan serta tambak sekitar diharapkan akan menjaga kelestarian alam. Ketika alam dijaga, Surabaya akan menjadi kota yang bersih dan tenang,” kata Eri.
Baca juga: Muka Air Laut di Wilayah Indonesia Naik di Bawah 0,5 Meter Usai Gempa M8,7 Rusia, Berbahayakah?
Dalam kesempatan tersebut, Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti menyampaikan pihaknya tengah mencoba berkolaborasi dengan BRIN dalam mengembangkan sumber alternatif pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui riset pengembangan silvofishery di kawasan Kebun Raya Mangrove Surabaya.
Saat diresmikan tahun 2023, Kebun Raya Mangrove Surabaya memiliki 56 jenis mangrove sebagai koleksi. Setelah dua tahun, kebun raya ini telah memiliki koleksi 74 jenis mangrove. [WLC02]
Sumber: BRIN
Discussion about this post