Wanaloka.com – Populasi Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), mamalia air tawar endemik Indonesia, kini tinggal sekitar 62 ekor. Pesut itu tengah berada di ambang kepunahan akibat kombinasi pencemaran limbah tambang dan domestik, tabrakan kapal tongkang, serta praktik perikanan ilegal seperti penggunaan setrum dan bom ikan.
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq memberi peringatan keras terkait krisis ekologis yang tengah dihadapi Sungai Mahakam.
“Angka ini bukan sekadar data statistik. Tapi indikator kuat degradasi ekosistem yang memerlukan perhatian dan tindakan segera,” tegas Hanif dalam pertemuan terbuka bersama pemangku kepentingan saat melakukan kunjungan ke kawasan Danau Mahakam, habitat utama pesut yang kian terfragmentasi di Desa Pela, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Kamis, 3 Juli 2025.
Baca juga: Menhut akan Susun Syarat Pendakian Berdasar Tingkat Kesulitan Setiap Gunung
KLH/BPLH menegaskan ancaman terhadap Pesut Mahakam adalah cerminan dari tekanan sistemik terhadap ekosistem sungai. Penurunan populasi pesut menunjukkan keberlanjutan Sungai Mahakam sebagai sumber kehidupan bagi ribuan spesies dan masyarakat lokal tengah berada dalam titik genting.
“Pelestarian Pesut Mahakam melampaui kepentingan satu spesies. Ini adalah upaya vital untuk menjaga keseimbangan ekologis Sungai Mahakam yang menopang kehidupan ribuan spesies dan masyarakat lokal,” ujar Hanif.
Konservasi Pesut Mahakam menjadi bagian dari agenda prioritas nasional KLH/BPLH dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia. Hanif menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif dan lintas sektor yang menyatukan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, masyarakat adat, dan LSM dalam kerangka kerja yang sinergis dan berbasis aksi nyata.
Baca juga: Koalisi Masyarakat Sipil Desak Cabut Gugatan Hukum terhadap Ahli Lingkungan
“Konservasi tidak dapat dilakukan secara parsial. Diperlukan sinergi dari hulu ke hilir, dari perumusan kebijakan hingga aksi nyata di lapangan. Partisipasi aktif masyarakat, khususnya generasi muda, sangat krusial dalam menemukan solusi yang berkelanjutan,” seru dia.
Pesut Mahakam merupakan subpopulasi langka dari lumba-lumba Irrawaddy yang hanya hidup di Sungai Mahakam. Dengan tubuh abu-abu tanpa moncong dan perilaku sosial kompleks, spesies ini menjadi simbol kekayaan hayati dan identitas budaya masyarakat lokal Kalimantan Timur.
Discussion about this post