Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Pesut Mahakam Tinggal 62 Ekor Akibat Limbah Tambang dan Domestik

Penurunan populasi pesut menunjukkan keberlanjutan Sungai Mahakam sebagai sumber kehidupan bagi ribuan spesies dan masyarakat lokal tengah berada dalam titik genting.

Kamis, 3 Juli 2025
A A
Lumba-lumba Irrawaddy. Foto Tan Someth Bunwath/WWF.

Lumba-lumba Irrawaddy. Foto Tan Someth Bunwath/WWF.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Populasi Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), mamalia air tawar endemik Indonesia, kini tinggal sekitar 62 ekor. Pesut itu tengah berada di ambang kepunahan akibat kombinasi pencemaran limbah tambang dan domestik, tabrakan kapal tongkang, serta praktik perikanan ilegal seperti penggunaan setrum dan bom ikan.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq memberi peringatan keras terkait krisis ekologis yang tengah dihadapi Sungai Mahakam.

“Angka ini bukan sekadar data statistik. Tapi indikator kuat degradasi ekosistem yang memerlukan perhatian dan tindakan segera,” tegas Hanif dalam pertemuan terbuka bersama pemangku kepentingan saat melakukan kunjungan ke kawasan Danau Mahakam, habitat utama pesut yang kian terfragmentasi di Desa Pela, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Kamis, 3 Juli 2025.

Baca juga: Menhut akan Susun Syarat Pendakian Berdasar Tingkat Kesulitan Setiap Gunung

KLH/BPLH menegaskan ancaman terhadap Pesut Mahakam adalah cerminan dari tekanan sistemik terhadap ekosistem sungai. Penurunan populasi pesut menunjukkan keberlanjutan Sungai Mahakam sebagai sumber kehidupan bagi ribuan spesies dan masyarakat lokal tengah berada dalam titik genting.

“Pelestarian Pesut Mahakam melampaui kepentingan satu spesies. Ini adalah upaya vital untuk menjaga keseimbangan ekologis Sungai Mahakam yang menopang kehidupan ribuan spesies dan masyarakat lokal,” ujar Hanif.

Konservasi Pesut Mahakam menjadi bagian dari agenda prioritas nasional KLH/BPLH dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia. Hanif menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif dan lintas sektor yang menyatukan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, masyarakat adat, dan LSM dalam kerangka kerja yang sinergis dan berbasis aksi nyata.

Baca juga: Koalisi Masyarakat Sipil Desak Cabut Gugatan Hukum terhadap Ahli Lingkungan

“Konservasi tidak dapat dilakukan secara parsial. Diperlukan sinergi dari hulu ke hilir, dari perumusan kebijakan hingga aksi nyata di lapangan. Partisipasi aktif masyarakat, khususnya generasi muda, sangat krusial dalam menemukan solusi yang berkelanjutan,” seru dia.

Pesut Mahakam merupakan subpopulasi langka dari lumba-lumba Irrawaddy yang hanya hidup di Sungai Mahakam. Dengan tubuh abu-abu tanpa moncong dan perilaku sosial kompleks, spesies ini menjadi simbol kekayaan hayati dan identitas budaya masyarakat lokal Kalimantan Timur.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan HidupLumba-lumba IrrawaddyPesut MahakamSungai Mahakam

Editor

Next Post
Hujan lebat memengaruhi jarak pandang di jalan raya. Foto Kammy27/pixabay.com.

BMKG Ingatkan Lagi, Cuaca Liburan Sekolah Masih Dinamis dan Ekstrem

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media