“Masyarakat itu sudah paham sekali. Mereka tahu bahwa tidak usah ambil induknya, karena kalau induknya mati, tidak dapat telur, tidak bisa jual,” ujar Mirza.
Sumber penghidupan masyarakat juga tidak hanya bergantung pada telur kura-kura. Melainkan turut mencakup aktivitas lain, seperti penangkapan ikan arwana pada musim tertentu.
Penelitian ini merupakan bagian dari kerja sama IPB University dengan PT Tunas Sawa Erma Group dan Korindo Group yang mendukung upaya konservasi satwa liar di Papua. Dijelaskan Mirza, hasil riset ini diharapkan menjadi dasar bagi pengelolaan habitat kura-kura moncong babi di bantaran Sungai Kao dan menjamin pemanfaatan lestari.
Baca juga: Puncak Kemarau Agustus-September, Potensi Karhutla Meluas di Sumatera dan Kalimantan
Upaya tersebut dilakukan demi melindungi satwa endemik ini yang hanya ditemukan di Indonesia, Papua Nugini, dan Australia Utara dengan mempertimbangkan aspek ekologi spesies dan dinamika sosial-ekonomi masyarakat lokal.
“Tim kami juga terus mengembangkan teknologi pelacakan untuk meningkatkan ketahanan dan efektivitas pemantauan satwa air lainnya di Indonesia,” imbuh dia. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post