Selain itu, regenerasi petani rendah karena stigma mistis, harga yang tidak stabil, dan minimnya perlindungan hukum untuk pohon Styrax.
Triadiati kembali menegaskan urgensi hilirisasi kemenyan sebagai jalan keluar dari permasalahan itu.
“Hilirisasi berarti mengubah getah mentah menjadi produk bernilai tinggi seperti parfum, minyak esensial, obat herbal, atau aromaterapi,” kata dia.
Baca juga: Menjaga Mangrove Lewat Stop Buang Sampah, Terbitkan Regulasi dan Gandeng Kampus
Ia mengapresiasi inisiatif pemerintah yang mulai mendorong hilirisasi. Bahkan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengembangkan parfum berbasis kemenyan yang dipamerkan di Jerman.
Namun, ia mengingatkan, hilirisasi butuh strategi matang. Syarat utamanya adalah kestabilan bahan baku dan perlindungan ekosistem hutan.
“Teknologi dan sumber daya manusia (SDM) kita juga harus siap. Kita butuh distilasi minyak atsiri, fraksinasi resin, hingga formulasi parfum yang dikembangkan bersama perguruan tinggi dan UMKM,” ujar dia.
Baca juga: Wilayah Tektonik Kamchatka Mirip Pantai Barat Sumatra, Pantai Selatan Jawa dan Utara Halmahera
Tantangan teknis juga tidak sedikit, seperti rantai distribusi panjang, minim fasilitas pengolahan di sentra produksi, dan ketergantungan pada pasar ekspor bahan mentah. Triadiati menekankan kolaborasi kemitraan lintas sektor.
“Petani harus membentuk koperasi, industri kecil menengah butuh dukungan alat, dan perguruan tinggi seperti IPB University harus terlibat dalam riset formulasi. Pemerintah wajib memberi insentif pajak dan bantuan peralatan kepada pihak-pihak yang terlibat,” jelas dia.
Hilirisasi kemenyan, bukan sekadar program ekonomi.
Baca juga: Muka Air Laut di Wilayah Indonesia Naik di Bawah 0,5 Meter Usai Gempa M8,7 Rusia, Berbahayakah?
“Ini soal melestarikan hutan adat, memberdayakan petani, dan membangun ekonomi berbasis kearifan lokal,” tegas dia.
Jika dikembangkan dengan riset, branding kuat, dan dukungan industri kreatif, ia optimistis kemenyan Indonesia akan menjadi ikon parfum alami tropis yang mampu bersaing di pasar dunia. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post