Masyarakat tetap tenang dan waspada
Berkaca dari puncak gelombang kenaikan kasus akibat varian Delta pada 2021 lalu, ketersediaan obat juga menjadi fokus Kementerian Kesehatan. Awal 2022, Kemenkes telah mendatangkan 400 ribu tablet Molnupiravir sebagai obat terapi tambahan untuk pasien Covid-19 gejala ringan. Obat ini telah tersedia di Indonesia dan siap diproduksi di dalam negeri pada April atau Mei 2022 oleh PT Amarox.
Kemenkes juga akan mendatangkan Paxlovid yang rencananya akan tiba pada Februari. Obat-obatan ini rencananya akan didistribusikan secara merata tidak hanya di puskesmas dan rumah sakit pemerintah, melainkan hingga ke apotik-apotik.
“Di apotik naanti sesuai jenisnya, yakni obat yang bisa dibeli umum dan yang bisa didapatkan hanya dengan resep dokter,” kata Budi.
Baca Juga: Antibodi Turun Setelah 6 Bulan Vaksinasi Primer, Ini Mekanisme Vaksinasi Booster
Meskipun menular sangat cepat, lanjut Budi, namun gejala pasien Omicron tergolong lebih ringan. Dia memprediksi, presentase tingkat perawatan untuk pasien dengan gejala sedang maupun berat yang membutuhkan perawatan di RS jauh kebih rendah dibandingkan varian Delta.
”Di negara-negara tersebut (yang mengalami puncak kenaikan kasus Omicron) hospitalisasinya antara 30 persen – 40 persen dari hospitalisasi Delta,” ungkap Budi.
Budi mengklaim kasus di Indonesia juga mengalami hal serupa. Dari lebih 500-an kasus konfirmasi Omicron sebagian besar gejalanya ringan dan tanpa gejala. Hanya tiga pasien yang membutuhkan oksigen tambahan. Proses recovery juga lebih cepat dan tercatat sekitar 300 pasien telah dinyatakan sembuh dan sudah diperbolehkan pulang.
“Masyarakat tetap tenang, berhati-hati, dan waspada. Yang terpenting protokol kesehatan 5M, vaksinasi dan harus dilaksanakan beriringan untuk memberikan perlindungan dari ancaman penularan varian Omicron yang sangat cepat,” papar Budi. [WLC02]
Discussion about this post