Wanaloka.com – Kebun Raya Cibodas di Cianjur, Jawa Barat membuka kembali rumah kaca Nepenthes (Kantong Semar) menjadi wahana edukasi untuk masyarakat umum, Kamis, 19 Desember 2024. Rumah kaca yang berfokus pada konservasi Nepenthes dataran tinggi ini memiliki 80 jenis Nepenthes (180 individu) yang terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang berasal dari Sumatra (30 jenis), Jawa (2 jenis), Kalimantan (8 jenis), Sulawesi (8 jenis), Papua (2 jenis), dari luar Indonesia (15 jenis), dan hibrida (15 jenis).
Selain Nepenthes, juga terdapat tujuh marga tumbuhan karnivora lainnya, seperti Cephalotus, Sarracenia, Dionaea, Utricularia, Pinguicula, Drosera, dan Heliamphora.
Menurut data IUCN Red List, terdapat 27 jenis kantong semar yang terancam punah. Jenis tersebut 4 di antaranya merupakan jenis dengan status konservasi Critically Endengered (CR; kritis) dan 4 lainnya berstatus Endengered (EN; terancam).
Baca juga: Anggota Komisi III DPR Minta Aparat Jangan Jadi Beking Kekerasan di Rempang
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya, serta Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, tumbuhan Nepenthes termasuk tumbuhan yang harus dilindungi keberadaanya.
Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), R.Hendrian menyampaikan seberapa kuat aspek konservasi yang diselenggarakan suatu kebun raya paling tidak dapat terlihat dari beberapa hal.
Pertama, seberapa banyak jenis tumbuhan koleksinya yang memiliki nilai konservasi tinggi (tergolong threatened, endemic, jenis-jenis yang dilindungi, memiliki nilai ilmu pengetahuan tinggi, dan lain-lain).
Baca juga: Jelang Libur Nataru, Waspada Kawah Sileri Gunung Dieng Alami Erupsi Freatik
Kedua, bagaimana keterpeliharaan material tumbuhan koleksi dan keterkelolaan data tumbuhan koleksinya.
Ketiga, bagaimana pemanfaatan dari jenis-jenis koleksi tumbuhan tersebut, baik untuk tujuan edukasi, untuk program pemulihan jenis, untuk penelitian dan pengembangannya lebih lanjut, dan sebagainya.
Hendrian menjelaskan, revitalisasi rumah kaca Nepenthes adalah upaya untuk lebih meningkatkan kualitas pemeliharaan tumbuhan Nepenthes yang ada di kebun raya, sekaligus menjadikannya sebagai wahana edukasi yang menarik bagi pengunjung.
Baca juga: Tim Peneliti ALG Usulkan Pembentukan Badan Adat Nasional
Jika jenis-jenis yang dipamerkan dalam rumah kaca tersebut merupakan koleksi kebun raya (memenuhi kriteria untuk dapat diklaim sebagai koleksi), maka hal ini merupakan langkah yang sangat baik untuk mendukung upaya konservasi pada taksa tersebut.
Ia juga berharap aktivitas konservasi tidak boleh hanya berhenti pada fase penyelamatan, pengkoleksian dan displai semata. Namun juga harus diikuti dengan penelitian dan pemanfaatannya secara berkelanjutan.
“Saya berharap ke depan akan banyak lagi peneliti yang berfokus pada taksa-taksa tertentu (termasuk Nepenthes) untuk kian memperkuat upaya konservasi tumbuhan di Indonesia. Dan bersama-sama dapat menyeimbangkan lima tugas dan fungsi kebun raya secara proporsional sehingga kualitasnya menjadi lebih baik lag,,” kata Hendrian yang juga menyampaikan apresiasi saya kepada Mitra Natura Raya yang melakukan revitalisasi.
Baca juga: KPA Tegaskan Penyerangan Warga Rempang Tambah Catatan Buruk PSN
Pendataan koleksi Napenthes
Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, Ratih Damayanti bersyukur atas revitalisasi rumah kaca Nepenthes yang khusus menampung 80 jenis kantong semar yang ada di Indonesia.
Discussion about this post