Baca Juga: Pusat Pengendalian Pencemaran Asap Lintas Batas ASEAN Diresmikan
Sedangkan limbah anorganik berupa plastik, sebelumnya juga masuk ke TPS3R untuk dicacah. Hasil cacahan plastik tersebut dikumpulkan dan pernah dibeli pengusaha pelet plastik untuk menjadi bahan produk plastik baru. Seiring berjalannya waktu, banyak warga Unpad, terutama petugas kebersihan yang mengerti bahwa beberapa limbah plastik memiliki nilai ekonomi.
“Banyak dari mereka yang jadi pengepul botol plastik, sehingga limbah bernilai yang masuk ke TPS3R Unpad saat ini nyaris tidak ada,” ungkap Teguh.
Untuk limbah B3, Unpad tidak memiliki izin untuk melakukan pengolahan. Unpad menjalin mitra dengan perusahaan pengolah limbah B3 yang tesertifikasi.
Baca Juga: Tahniah, Elang Jawa Satwa yang Terancam Punah Berbiak di TNGGP
“Limbah B3 kita buang dengan menggunakan jasa pihak ketiga,” kata Teguh.
Olahan Limbah Cair
Selain limbah padat, Unpad juga menghasilkan limbah cair. Limbah cair tersebut dibagi dua, yaitu limbah hasil operasional kampus dan limbah laboratorium. Limbah operasional dari aktivitas kampus, perkantoran, dan asrama yang keluar melalui septic tank selanjutnya masuk ke biofliter.
Air yang tidak masuk ke biofilter, kemudian keluar dan langsung meresap ke tanah. Sementara kotoran endapannya disedot, lalu diolah jasa pihak ketiga. Sementara limbah cair laboratorium masuk ke instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).
Baca Juga: Kisah 12 Perempuan Penguak Potensi Sumber Daya Laut Dibukukan
Teguh menjelaskan, Kampus Unpad Jatinangor memiliki lima IPAL untuk menampung limbah laboratorium. Buangan air dari lima IPAL masuk dan diolah ke IPAL terakhir di Ekoriparian Leuwi Padjadjaran sebelum keluar ke danau arboretum.
“Intinya, tidak ada limbah yang keluar,” kata Teguh.
Unpad hampir menerapkan closed system untuk pengelolaan limbah. Yang dibuang keluar hanya limbah B3 dan endapan kotoran limbah cair karena Unpad belum memiliki izin untuk mengolah limbah B3. Tantangannya lebih dari dua dekade proses pengelolaan limbah ini berjalan, Teguh merasa persoalan sampah harus terus diselesaikan. Pendekatan penyelesaian ke sumber harus diperkuat.
Baca Juga: Black Rock Kawasan Geopark Belitung Jadi Destinasi Wisata Golf
Beragam kebijakan mengurangi sampah sudah dilakukan. Namun, Teguh mendorong kebijakan tersebut harus lebih diperkuat. Salah satu tantangannya adalah bagaimana mengajak kampus untuk lebih peduli terhadap kebersihan.
“Bagaimana mengajak masyarakat kampus untuk peduli, ini proses yang sulit dilakukan. Kami berupaya perkuat sosialisasi pengolahan limbah ke berbagai program, salah satunya insersi ke program OKK mahasiswa baru,” papar Teguh. [WLC02]
Sumber: Unpad
Discussion about this post