Selasa, 16 September 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Tim Ekspedisi Sulawesi Temukan Katak Terbang yang Hilang Satu Abad

Penemuan terbaru menunjukkan bahwa Sulawesi memiliki angka nomor dua tertinggi dalam penemuan spesies baru di Indonesia, sehingga menandakan tingginya keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.

Kamis, 12 Juni 2025
A A
Katak terbang (Rhacophorus rhyssocephalus) endemik Sulawesi ditemukan pada gustus 2023. Foto Efendi Sabinhaliduna/Dok. BRIN.

Katak terbang (Rhacophorus rhyssocephalus) endemik Sulawesi ditemukan pada gustus 2023. Foto Efendi Sabinhaliduna/Dok. BRIN.

Share on FacebookShare on Twitter

Baca juga: Seruan Mengawal Revisi UU Kehutanan, Akhiri Anggapan Hutan Komoditas Milik Negara

Banyak spesies amfibi endemik belum teridentifikasi

Kepala Pusat Riset Biosistematika Evolusi BRIN, Arif Nurkanto menjelaskan, Sulawesi memiliki sejarah geologi yang unik. Pulau ini terbentuk dari pertemuan tiga lempeng besar, yakni Asia, Indo-Australia, dan Pasifik, yang menyebabkan tingginya tingkat endemisitas.

“Secara biogeografi, Sulawesi tidak pernah terhubung sepenuhnya dengan Australia atau Asia, sehingga menghasilkan spesies unik,” kata dia.

Penemuan terbaru menunjukkan bahwa Sulawesi memiliki angka nomor dua tertinggi dalam penemuan spesies baru di Indonesia, sehingga menandakan tingginya keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.

Baca juga: Jatam Ungkap Deforestasi Pulau Gag Akibat Tambang Nikel Capai 262 Hektare

“Meskipun penelitian mengenai katak terbang Rhacophorus telah mengungkap beberapa spesies baru dan garis keturunan yang berbeda, masih banyak keanekaragaman amfibi lainnya yang belum teridentifikasi sepenuhnya,” ujar Arif.

Sulawesi dengan ekosistemnya yang unik dan kondisi geologisnya yang kompleks berpotensi menjadi rumah bagi lebih banyak spesies amfibi endemik yang belum terdokumentasikan. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memahami pola evolusi, adaptasi, serta interaksi ekologi amfibi di wilayah ini.

“Temuan terbaru hanya menjadi awal dari eksplorasi panjang yang akan membuka lebih banyak wawasan tentang kehidupan herpetofauna di Sulawesi dan Indonesia secara keseluruhan,” imbuh dia. [WLC02]

Sumber: BRIN

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: amfibi endemik SulawesiBRINflying frogkatak terbang

Editor

Next Post
Warga Desa Manyaifun bersama aktivis Greenpeace Indonesia membentangkan spanduk bertuliskan ‘Selamatkan Raja Ampat, Stop Nikel’ dan ‘Selamatkan Hutan Papua’, dengan Desa Manyaifun dan perbukitan Pulau Batang Pele di latar belakang. Pulau Batang Pele merupakan destinasi wisata yang masuk dalam kawasan hutan lindung dan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. Saat ini, izin usaha pertambangan nikel tengah diajukan untuk pulau tersebut oleh PT Mulia Reymond Perkasa mencakup wilayah konsesi seluas 2.193 hektare, yang meliputi Desa Manyaifun dan Pulau Batang Pele. Foto Alif R Nouddy Korua/Greenpeace.

Enam Temuan Baru Greenpeace Ungkap Rencana Besar Industri Nikel di Raja Ampat

Discussion about this post

TERKINI

  • Demonstrasi untuk mendesak penutupan TPL, Juli 2025. Foto Dok. AMAN.Komisi XIII DPR Soroti Dugaan Pelanggaran HAM terhadap Masyarakat Adat Tapanuli Raya
    In News
    Jumat, 12 September 2025
  • Bangunan roboh dampak angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Foto Dok BNPB.Hujan Lebat dan Angin Kencang Mengintai 12-18 September 2025
    In News
    Jumat, 12 September 2025
  • Kepala BNPB di antara pengungsi banjir di Bali, 11 September 2025. Foto Dok. BNPB.Tukad Meluap Semalam di Bali, 16 Warga Tewas dan 552 Warga Mengungsi
    In Bencana
    Jumat, 12 September 2025
  • Ilustrasi aplikasi. Foto MariusMB/pixabay.com.Aplikasi SisaJadi, Berdayakan UMKM Kurangi Food Loss hingga Swasembada Pangan
    In IPTEK
    Kamis, 11 September 2025
  • Sampah organik dari sisa makanan program MBG di SPPG Sayang-Sayang, Mataram, NTB. Foto Dok. KLH.Potret Baik Buruk Pengelolaan Sampah Sisa Makanan Program MBG
    In Lingkungan
    Kamis, 11 September 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media