Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

UGM dan IPB Bicara Soal Restorasi Hutan dan Reklamasi Bekas Tambang

Sabtu, 27 September 2025
A A
Aksi pelajar untuk iklim di tepi lubang bekas tambang, Kalimantan Selatan. Foto dok. IPM

Aksi pelajar untuk iklim di tepi lubang bekas tambang, Kalimantan Selatan. Foto dok. IPM

Share on FacebookShare on Twitter

Sementara Andri Ardiansyah, S.Hut., dari PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menceritakan dari sisi proses reklamasi nikel dimulai dari konservasi prapenambangan dengan mendata biodiversitas, pengunduhan bibit vegetasi asli, dan perencanaan penyelamatan tanah pucuk.  Sementara Boorliant Satryana dari PT Maruwai Coal yang bergerak di penambangan dan produksi batubara metalurgi, memaparkan kisah yang serupa. Ia menyebut bahwa reklamasi berada di inpit dump sehingga lahan reklamasi menjadi kecil.

Baca juga: Ancaman Lahan Sawah di Indonesia, Tidak Dilindungi dan Alih Fungsi Kian Mengkhawatirkan

“Langkahnya dimulai dari pembuatan tanggul dan drainase, kemudian penanaman cover crop untuk penguatan lereng, lalu melakukan pembajakan untuk memperbaiki sifat fisik tanah menjadi gembur,” papar dia.

Teknologi inovatif untuk reklamasi bekas tambang

Sementara sejumlah riset, inovasi, dan teknologi dari IPB University dan para mitra telah dilakukan untuk menunjang keberhasilan reklamasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang di Indonesia. Salah satu teknologi yang diungkap dalam acara ini adalah pengelolaan air asam tambang menggunakan sistem lahan basah buatan.

Teknologi ini dinilai lebih efisien dibanding metode kapur aktif yang mahal dan bergantung pada tenaga manusia. Teknologi ini telah mendapatkan legitimasi melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2022.

Baca juga: BMKG Ingatkan Lagi Potensi Gempa Bumi Megathrust M8,8 di Pesisir Selatan DIY

“Pengelolaan air limbah sangat penting agar kolam bekas tambang dapat dimanfaatkan untuk perikanan. Maka perlu identifikasi jenis tanaman penyerap logam berat dan bahan organik lokal,” ujar Kepala Pusat Studi Reklatam IPB University, Irdika Mansur dalam Seminar Nasional dan Gelar Teknologi Reklamasi Tambang 2025 dalam rangka Hari Pertambangan dan Energi serta Dies Natalis ke-62 IPB University 9 – 12 September 2025 di IPB International Convention Center, Bogor.

Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Lana Saria menyampaikan sektor tambang memiliki proses panjang yang telah diatur mulai dari perencanaan hingga reklamasi. Ia menekankan pentingnya keterlibatan publik dalam perumusan dokumen lingkungan dan rencana pascatambang.

“Reklamasi bukan sekadar kewajiban, tetapi harus diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan dan memulihkan keanekaragaman hayati,” ujar Lana.

Baca juga: Pemerintah dan DPR Rekomendasikan Pembentukan Badan Pelaksana Reforma Agraria

Wakil Rektor IPB University bidang Konektivitas Global, Kerjasama, dan Alumni, Prof. Iskandar Z Siregar menambahkan kegiatan ini menjadi media pertukaran lesson learned antara praktisi dan peneliti, serta mendorong terciptanya living laboratory dan indikator keberhasilan reklamasi yang dapat diadaptasi di berbagai lokasi tambang.

Sementara itu, Kepala Lembaga Riset Internasional Lingkungan dan Perubahan Iklim IPB University, Prof. Rizaldi Boer mengingatkan pentingnya peran sektor reklamasi tambang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Ia mengusulkan sebuah roadmap menuju tambang hijau 2050. [WLC02]

Sumber: UGM, IPB University

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Fakultas Kehutanan UGMreklamasi bekas tambangrestorasi hutan

Editor

Next Post
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengunjungi siswa korban keracunan MBG di Bandung Barat, 25 September 2025. Foto Tonda-Dep/DPR.

Pakar Tegaskan Sekolah dan Orang Tua Bisa Menolak MBG Akibat Keracunan Berulang

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media