Menurut Iswari, terdapat sekitar satu juta hektare lahan pertanian di Indonesia yang terdampak salinitas. Hal ini berpotensi menurunkan hasil dan produktivitas tanaman pertanian secara nasional.
Baca juga: Ranggah Kijang Bercabang Dua, Ranggah Rusa Bercabang Banyak
“Besarnya potensi lahan terpapar salinitas, perakitan varietas unggul padi sawah toleran salinitas tinggi seperti IPB 11S ini, diharapkan mampu meningkatkan produksi padi di area dekat pantai atau lahan sawah yang mempunyai saluran air terhubung langsung dengan air laut,” tutur dia.
Sebagai contoh, di Jawa, areal terpapar salinitas (lahan salin) terdapat di lahan sawah kawasan pantai utara (Pantura). Padahal, kawasan ini merupakan lumbung padi nasional. Di luar Jawa, lahan salin tersebar di beberapa provinsi, terutama di daerah pesisir dan lahan bekas tambak.
Beberapa daerah yang umum terdampak adalah Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, dan Riau. Lahan salin juga dapat ditemukan di daerah lain seperti Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur, meskipun dengan prevalensi yang berbeda.
Baca juga: Konflik Tenurial, BAM DPR Dorong Keadilan Bagi Warga di Kawasan Hutan
Hingga saat ini, IPB 11S Bepe telah ditanam petani di beberapa kabupaten di Jawa Barat (Bogor, Karawang, Sukabumi, Cirebon), Jawa Timur (Sidoarjo, Malang, Blitar) dan Sumatra Barat (Payakumbuh dan Dharmasraya).
Bambang merekomendasikan IPB11S Bepe ditanam dengan mengikuti kaidah Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah sampai ketinggian 600 m di atas permukaan laut (dpl). Ia berharap, dengan peluncuran varietas IPB 11S Bepe dapat turut menyediakan varietas baru padi sawah untuk mendukung peningkatan luas tanam padi di lahan berpotensi salin.
“Ini merupakan bagian dari upaya ketahanan pangan berkelanjutan,” harap dia.
Varietas padi IPB11S Bepe ini sudah dilepas pada 14 April 2023 oleh Menteri Pertanian. Upaya produksi benih dan diseminasi IPB 11S Bepe akan diteruskan bersama PT Botani Seed. [WLC02]
Sumber: IPB University
Discussion about this post