“Terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 19 titik atau 1,49 persen,” kata Laksmi.
Sedangkan periode 2022 terdapat penurunan akumulasi luas karhutla sebesar kurang lebih 154.180 hektare (42,96 persen) dibanding periode 2021.
Dalam rakornis yang dihadiri perwakilan BMKG, BNPB, BRGM, BRIN, TNI, POLRI, dan akademisi itu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menjelaskan bahwa forum tersebut merangkum berbagai evaluasi dan masukan para stakeholder. Termasuk prediksi iklim 2023 serta langkah-langkah untuk mengantisipasinya. Hasil rangkuman akan disampaikan Siti kepada Menko Polhukam untuk diteruskan kepada Presiden serta mengusulkan untuk dilakukan Rapat Koordinasi Nasional.
Baca Juga: Laut Banda Kembali Diguncang Gempa
Siti juga menyampaikan lima instrumen terkait solusi permanen pengendalian karhutla, yaitu sistem pemantauan hotspot dan operasi, Teknik Modifikasi Cuaca (TMC), Operasi Lapangan atau Patroli, Landscape Managemen Gambut dan law enforcement, serta livelihood dan kesejahteraan masyarakat.
“Terima kasih, 2022, kita sudah melalui dengan baik. Masih ada catatan kejadian karhutla, tetapi masih dapat diatasi,” kata Siti. [WLC02]
Discussion about this post