“Penyakit ini lebih banyak diderita laki-laki dibandingkan perempuan. Tiga banding dua,” imbuh Ugra.
Parkinson menyebabkan penurunan struktur atau fungsi sel saraf secara progresif yang semakin berat dari waktu ke waktu. Selain itu juga berdampak pada cara berjalan penderita yang mulai melambat dengan postur yang tidak stabil. Kondisi semacam ini biasa ditemukan pada penderita penyakit degeneratif lainnya.
Meskipun tidak serta-merta menyebabkan kematian, Parkinson yang menahun dapat menyebabkan kemunculan penyakit lain, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), juga depresi.
Baca Juga: Kata Pakar Soal Cacar Monyet, Bisa Sembuh Sendiri Juga Bisa Jadi Bencana
“Pada pasien lama yang tirah baring, (tubuhnya) kaku menjadi malas bergerak. Pasien cenderung terserang infeksi paru-paru (pneumonia) karena imobilisasi lama,” terang Ugra.
Yang perlu diwaspadai juga, penderita Parkinson yang sudah tidak lagi muda rawan mengalami fraktur (patah tulang). Operasi patah tulang pun acapkali tak bisa dilakukan mengingat banyak komorbid yang diderita pasien yang semakin menua ini.
Hingga saat ini, belum ada tata laksana yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Tata laksana, obat-obatan, dan beberapa terapi lain, seperti fisioterapi dan operasi hanya untuk mengurangi atau mengoptimalkan gejala-gejala sehingga pasien masih bisa beraktivitas. [WLC02]
Sumber: Unair
Discussion about this post