“Saya terus memantau informasi dan menjalin komunikasi dengan kolega di Jepang. Di pantai utara Tohoku, ketinggian tsunami sudah mencapai 60 cm, sementara di bagian selatan sekitar 40–50 cm,” ujar dia.
Berdasarkan kecepatan rambat gelombang tsunami, ia memperkirakan bahwa apabila tsunami menjalar hingga ke wilayah Indonesia, gelombang tersebut bisa tiba dalam waktu 8–10 jam setelah gempa terjadi.
Menanggapi respons Jepang terhadap peristiwa ini, ia menekankan pentingnya sistem peringatan dini yang telah dikembangkan negara tersebut. Jepang memberikan contoh baik dalam pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami, yang tidak hanya berbasis pada model perhitungan, tetapi juga pada pengamatan langsung.
Baca juga: Janji Menteri Kehutanan, Wisata Alam Bukan Wisata Massal Tapi Ekowisata
“Jepang memiliki sensor berdasarkan pressure yang bisa mendeteksi tsunami sebelum sampai ke garis pantai. Di pantai pun mereka memiliki sensor tambahan, misalnya berbasiskan pada pengamatan pasut. Itu memberikan warning jauh lebih akurat bagi masyarakat di sekitar pesisir,” jelas dia.
Irwan berharap sistem peringatan dini gempa dan tsunami di Jepang dapat menjadi model bagi Indonesia dalam memperkuat mitigasi bencana, khususnya di kawasan rawan gempa dan tsunami.
Potensi tsunami di Rusia hingga Guam
Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), daryono menjelaskan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka (Kurile-Kamchatka Trench). Gempabumi ini memiliki mekanisme naik (thrust fault).
Baca juga: KKP Tingkatkan Pengelolaan Kawasan Konservasi Hiu dan Pari
Sementara laporan PTWC menyebutkan, gempa bumi ini berpotensi tsunami di wilayah Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam. Hasil analisis BMKG, gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia dengan status Waspada atau ketinggian tsunami kurang dari 0,5 meter di wilayah Talaud (ETA 14:52:24 WITA); Kota Gorontalo (ETA 16:39:54 WITA); Halmahera Utara (ETA 16:04:24 WIT); Manokwari (ETA 16:08:54 WIT); Rajaampat (ETA 16:18:54 WIT); Biaknumfor (ETA 16:21:54 WIT); Supiori (ETA 16:21:54 WIT); Sorong bagian Utara (ETA 16:24:54 WIT); Jayapura (ETA 16:30:24 WIT); Sarmi (ETA 16:30:24 WIT).
Hingga pukul 08.30 WIB, berdasarkan hasil monitoring menunjukkan ada tujuh aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M6.9 dan magnitudo terkecil M5.4. [WLC02]
Discussion about this post