Dalam latihan ini, seluruh peserta belajar tentang langkah-langkah yang harus diambil sebelum, saat, dan setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami. Komunikasi yang lancar dari hulu hingga hilir diharapkan dapat membuat masyarakat mendapatkan informasi dari BMKG dan bisa selamat terhadap ancama gempa bumi yang berpotensi tsunami.
“Sehingga pengetahuan, pengalaman, dan evaluasi yang diperoleh dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat khususnya kota Palu dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan demi mencapai zero victim,” ujar dia.
Sebagai Latihan Uji Komunikasi, tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan pengembangan kapasitas dalam pelaksanaan sosialisasi peringatan gempa bumi dan tsunami. Pertama, memperbaharui konten pesan peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG. Kedua, menyempurnakan alur komunikasi peringatan dini dari tingkat nasional sampai masyarakat terdampak.
Baca Juga: Tak Hanya Megathrust, Pakar Ingatkan Warga Waspada Sesar Aktif di Daratan
Ketiga, memperkaya materi pendidikan kepada lembaga PRB dan Masyarakat. Keempat, menguji coba diseminasi peringatan dini di seluruh stakeholder PRB serta masyarakat di Kota Palu (termasuk rekan-rekan ragam disabilitas). Kelima, menyelesaikan uji coba fitur pedoman narasi pop-up pada tampilan WRS.
Sementara JICA-BMKG Project Leader Akihiro Furuta berujar, hasil dari kegiatan ini akan digunakan untuk meningkatkan isi dari informasi gempa bumi dan peringatan tsunami yang di keluarkan BMKG dan alur diseminasi informasi yang sudah ada mulai dari tingkat pusat hingga ke tingkat masyarakarat. Latihan ini digunakan untuk mengembangkan, merevisi alat, metode, dan bahan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan yang tepat terhadap bencana.
“Kami mengundang semua peserta dalam latihan ini untuk memberikan umpan balik yang berarti tentang informasi itu sendiri dan prosedur komunikasi yang ada untuk perbaikan lebih lanjut dari metodologi penyebaran informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang dikeluarkan oleh BMKG agar lebih berorientasi pada penerima dan pengguna informasi,” kata dia.
Baca Juga: Hutan Lindung Maratus di Kalimantan Selatan akan Dubah Jadi Taman Nasional
Plh. Wali Kota Palu Irmayanti Pattalolo menyampaikan kegiatan ini sangat strategis dan penting karena Palu menjadi salah satu kota yang rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi.
“Mengenang peristiwa dahsyat di Palu dan ini menjadi pembelajaran bagi kami semua, bahwa karena kondisi wilayah kita rawan gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi, kami harus siap siaga menghadapi ancaman bencana,” ujar Irmayanti.
Ia berharap seluruh peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat membangun kerjasama yang baik agar apabila bencana datang maka seluruh masyarakat sudah siap manghadapinya.
“Mudah-mudahan kegiatan ini berjalan baik dan membawa kebermanfaatan bagi seluruh masyarakat Kota Palu,” kata dia. [WLC02]
Sumber: BMKG
Discussion about this post