Baca Juga: Liburan Seru Bareng Komunitas Jalan-jalan
“Kami juga mengunjungi 10 Taman Nasional yang mewakili keragaman ekosistem Indonesia, meski dengan banyak catatan,” kata Farid Gaban.
Bagi Farid dan Dandhy, ekspedisi ini merupakan perjalanan keliling Indonesia kedua. Pada 2009, Farid mulai melakukan Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa bersama jurnalis Bandung, Ahmad Yunus. Sementara Dandhy melakukan Ekspedisi Indonesia Biru enam tahun setelahnya bersama fotografer asal Aceh, Suparta Arz. Dua ekspedisi itu juga dilakukan dengan bersepeda motor selama kurang-lebih setahun.
Sedangkan Ekspedisi Indonesia Baru dikelola dengan sistem koperasi yang beranggotakan anak-anak muda, jurnalis, aktivis lingkungan dan content-creator.
Baca Juga: Agus Atmadipoera: El Nino Jadi Berkah Lumbung Ikan Nasional
“Ini pengalaman pertama saya keliling Indonesia. Kami telah melalui hal-hal yang luar biasa sepanjang perjalanan,” ungkap Yusuf Priambodo yang bergabung dengan ekspedisi lewat proses seleksi.
Bahkan anggota termuda, yaitu jurnalis muda Benaya Harobu dari Sumba (NTT) memilih untuk meninggalkan pekerjaannya demi bisa bergabung dalam ekspedisi ini.
“Saya tidak menyesal. Apa yang saya alami, jauh melampaui pengalaman kerja di mana pun,” ungkap Benaya.
Baca Juga: Seharusnya ASEAN Mencontoh Praktik Baik Transisi Energi Ramah Lingkungan di Bali
Setelah ekspedisi berakhir, Koperasi Ekspedisi Indonesia Baru akan mulai mengolah dokumentasi hasil perjalanan agar bisa dikonsumsi dan bermanfaat bagi publik.
“Semoga apa yang kami upayakan menjadi sumbangan bagi perubahan di Indonesia menjadi lebih baik. Karena itulah esensi dari Ekspedisi Indonesia Baru,” pungkas pimpinan Koperasi Ekspedisi Indonesia Baru yang berbasis di Wonosobo, Jawa Tengah, Rumiyati. [WLC02]
Discussion about this post