Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Agus Maryono: Antisipasi Banjir dan Kekeringan adalah Satu Kesatuan

Upaya holistik harus dilakukan untuk menangani banjir dan kekeringan. Sebab keduanya merupakan siklus yang tak terputus.

Kamis, 31 Agustus 2023
A A
Pakar Manajemen Air UGM, Dr. Ing. Ir. Agus Maryono. Foto ugm.ac.id.

Pakar Manajemen Air UGM, Dr. Ing. Ir. Agus Maryono. Foto ugm.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Bencana kekeringan dan banjir yang terjadi silih berganti setiap musim kemarau dan musim penghujan disebabkan belum adanya kesatuan berpikir untuk menyelesaikan masalah secara sistemik dan holistik. Semestinya, ketika musim penghujan perlu dilakukan pengelolaan air hujan untuk musim kemarau. Sebaliknya, saat kemarau mesti mempersiapkan diri untuk menghadapi musim penghujan.

“Itu suatu siklus yang tidak terputus. Musim kemarau dan musim penghujan adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.,” terang Pakar Manajemen Air UGM, Dr. Ing. Ir. Agus Maryono dalam kegiatan Sekolah Wartawan yang diselenggarakan Humas UGM pada 30 Agustus 2023.

Salah satu cara yang paling efektif untuk mengantisipasi kekeringan adalah menerapkan metode pemanenan air hujan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan metode dan peralatan yang sederhana, baik untuk skala rumah tangga, industri, maupun untuk perkampungan atau lahan pertanian.

Baca Juga: PLN Pakai Tenaga Gas Uap untuk Kurangi Polusi Jakarta Saat KTT ASEAN

Untuk skala rumah tangga misalnya, bisa dilakukan dengan membuat penampungan. Kelebihan air dimasukkan ke dalam sumur resapan. Sedangkan untuk areal pertanian, penampungan air hujan dapat dilakukan dengan kolam konservasi.

Sekitar 40 persen rumah di perkotaan dan 60 persen di pedesaan di Australia sudah memiliki tampungan air hujan.

“Di Indonesia masih nol koma sekian persen. Padahal potensinya besar sekali,” ungkap Agus.

Baca Juga: Gempa Darat 6,1 Magnitudo Guncang NTT

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Agus MaryonoGama Rain FilterGerakan Memanen Hujan Indonesiametode pemanenan air hujanmusim kemaraumusim penghujanPakar Manajemen Air UGM

Editor

Next Post
Akademisi susun standar kajian lingkungan IKN. Foto ipb.ac.id.

Akademisi Bahas Penyusunan Standar Kajian Lingkungan di IKN

Discussion about this post

TERKINI

  • Direktur RFMRC-SEA, Prof. Bambang Hero Saharjo. Foto Istimewa.Bambang Hero, Ada Dua Rekomendasi Hadapi Peningkatan Karhutla Ekstrem
    In Sosok
    Senin, 21 Juli 2025
  • Kondisi lahan dan hutan yang terbakar di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, 21 Juli 2025. Foto Dok. BNPB.Hasil Tinjauan BNPB, Kebakaran Lahan dan Hutan Terjadi di Seluruh Wilayah Riau
    In Bencana
    Senin, 21 Juli 2025
  • Spesies jamur Indonesian Wild Shiitake yang ditemukan di Jambi. Foto Hayai Journal of Biosciences.Temuan Indonesian Wild Shiitake, Bukti Jutaan Spesies Jamur Belum Terungkap
    In Rehat
    Minggu, 20 Juli 2025
  • Riset paleotsunami di pesisir selatan Kulon Progo menemukan ada jejak tsunami raksasa sejauh dua kilometer dari Bandara YIA. FOTO Dok. BRIN.Riset Paleotsunami Temukan Jejak Tsunami Raksasa Dua Kilometer dari Bandara Yogyakarta
    In Rehat
    Minggu, 20 Juli 2025
  • Pulau Tokonanaka, pulau kecil di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Foto Dok. Tim KKN UGM Saba Mortara.Dibuka Jalur Pendakian Puncak Pulau Kecil di Morowali, Pulau Tokonanaka
    In Traveling
    Sabtu, 19 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media