Rabu, 17 September 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Agus Maryono: Antisipasi Banjir dan Kekeringan adalah Satu Kesatuan

Upaya holistik harus dilakukan untuk menangani banjir dan kekeringan. Sebab keduanya merupakan siklus yang tak terputus.

Kamis, 31 Agustus 2023
A A
Pakar Manajemen Air UGM, Dr. Ing. Ir. Agus Maryono. Foto ugm.ac.id.

Pakar Manajemen Air UGM, Dr. Ing. Ir. Agus Maryono. Foto ugm.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Bencana kekeringan dan banjir yang terjadi silih berganti setiap musim kemarau dan musim penghujan disebabkan belum adanya kesatuan berpikir untuk menyelesaikan masalah secara sistemik dan holistik. Semestinya, ketika musim penghujan perlu dilakukan pengelolaan air hujan untuk musim kemarau. Sebaliknya, saat kemarau mesti mempersiapkan diri untuk menghadapi musim penghujan.

“Itu suatu siklus yang tidak terputus. Musim kemarau dan musim penghujan adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.,” terang Pakar Manajemen Air UGM, Dr. Ing. Ir. Agus Maryono dalam kegiatan Sekolah Wartawan yang diselenggarakan Humas UGM pada 30 Agustus 2023.

Salah satu cara yang paling efektif untuk mengantisipasi kekeringan adalah menerapkan metode pemanenan air hujan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan metode dan peralatan yang sederhana, baik untuk skala rumah tangga, industri, maupun untuk perkampungan atau lahan pertanian.

Baca Juga: PLN Pakai Tenaga Gas Uap untuk Kurangi Polusi Jakarta Saat KTT ASEAN

Untuk skala rumah tangga misalnya, bisa dilakukan dengan membuat penampungan. Kelebihan air dimasukkan ke dalam sumur resapan. Sedangkan untuk areal pertanian, penampungan air hujan dapat dilakukan dengan kolam konservasi.

Sekitar 40 persen rumah di perkotaan dan 60 persen di pedesaan di Australia sudah memiliki tampungan air hujan.

“Di Indonesia masih nol koma sekian persen. Padahal potensinya besar sekali,” ungkap Agus.

Baca Juga: Gempa Darat 6,1 Magnitudo Guncang NTT

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Agus MaryonoGama Rain FilterGerakan Memanen Hujan Indonesiametode pemanenan air hujanmusim kemaraumusim penghujanPakar Manajemen Air UGM

Editor

Next Post
Akademisi susun standar kajian lingkungan IKN. Foto ipb.ac.id.

Akademisi Bahas Penyusunan Standar Kajian Lingkungan di IKN

Discussion about this post

TERKINI

  • Demonstrasi untuk mendesak penutupan TPL, Juli 2025. Foto Dok. AMAN.Komisi XIII DPR Soroti Dugaan Pelanggaran HAM terhadap Masyarakat Adat Tapanuli Raya
    In News
    Jumat, 12 September 2025
  • Bangunan roboh dampak angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Foto Dok BNPB.Hujan Lebat dan Angin Kencang Mengintai 12-18 September 2025
    In News
    Jumat, 12 September 2025
  • Kepala BNPB di antara pengungsi banjir di Bali, 11 September 2025. Foto Dok. BNPB.Tukad Meluap Semalam di Bali, 16 Warga Tewas dan 552 Warga Mengungsi
    In Bencana
    Jumat, 12 September 2025
  • Ilustrasi aplikasi. Foto MariusMB/pixabay.com.Aplikasi SisaJadi, Berdayakan UMKM Kurangi Food Loss hingga Swasembada Pangan
    In IPTEK
    Kamis, 11 September 2025
  • Sampah organik dari sisa makanan program MBG di SPPG Sayang-Sayang, Mataram, NTB. Foto Dok. KLH.Potret Baik Buruk Pengelolaan Sampah Sisa Makanan Program MBG
    In Lingkungan
    Kamis, 11 September 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media