Wanaloka.com – Berdasarkan pengamatan visual Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tanggal 13 Desember 2023 pukul 06.00 WIB, aktivitas kawah Gunung Api Bromo mengalami peningkatan. Meliputi embusan asap kawah berwarna kelabu, intensitas sedang hingga tebal, dengan tekanan sedang kuat dari dalam kawah.
Sedangkan dalam pengamatan beberapa bulan sebelumnya teramati embusan asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, tekanan lemah – sedang dengan ketingian berkisar 50 – 900 meter dari puncak. Pengamatan kegempaan menunjukkan masih terekam tremor menerus dengan amplitudo 0.5 — 1 mm (dominan 0.5 mm) disertai terekamnya Gempa Vulkanik Dalam 3 kali kejadian selama Desember ini.
“Ini menunjukkan ada proses fluktuasi tekanan di dalam tubuh Bromo yang disertai aliran fluida ke permukaan,” ujar Kepala PVMBG Hendra Gunawan di Bandung, Rabu, 13 Desember 2023.
Baca Juga: Strategi KKP Optimalisasi Pengawasan Terintegrasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan 2024
Indikator peningkatan aktivitas vulkanik juga terlihat dari pengamatan deformasi dengan menggunakan peralatan Borehole Tiltmeter dan Tiltmeter. Bahwa ada pola kecenderungan inflasi atau peningkatan tekanan di sekitar tubuh Bromo selama Desember ini.
Gunung Bromo merupakan gunung api kerucut cinder yang berada dalam Kaldera Tengger dengan ketinggian mencapai 2329 mdpl. Secara administratif, gunung api ini masuk di wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Karakter erupsi Bromo berupa erupsi eksplosif dan efusif dari kawah pusat. Erupsi tersebut mengeluarkan abu,pasir, lapilli, dan terkadang melontarkan lava pijar dan bom vulkanik. Erupsi terakhir terjadi pada bulan Juli 2019 berupa erupsi freatik tanpa didahului peningkatan kegempaan yang signifikan.
Baca Juga: Tolak Proyek PLT Geothermal, Rakyat Padarincang: Ada Pelanggaran HAM Serius
Discussion about this post