Akhirnya, konsep tersebut diwujudkan dengan menciptakan sumbu imajiner yang melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam berdasarkan lima unsur: api (dahana) dari Gunung Merapi, tanah (bantala) dari bumi Ngayogyakarta, air (tirta) dari Laut Selatan, angin (maruta), dan akasa (ether).
Baca Juga: Perbandingan Karhutla Saat El Nino di Indonesia Tahun 2015, 2019 dan 2023
Makna Sumbu Kosmologis
Garis imajiner Sumbu Kosmologis Yogyakarta menggambarkan perjalanan siklus hidup manusia berdasarkan konsepsi Sangkan Paraning Dumadi. Contoh, perjalanan dari Panggung Krapyak ke Keraton Yogyakarta mewakili konsep sangkan (asal) dan proses pendewasaan manusia. Panggung Krapyak sendiri bermakna awal kelahiran.
Itulah menjadi alasan perjalanan dari Panggung Krapyak ke arah Keraton Yogyakarta melambangkan konsep sangkaning dumadi, yakni perjalanan manusia sejak di dalam rahim, beranjak dewasa, hingga menikah dan punya anak.
Di sisi lain, warna putih pada Tugu Yogyakarta melambangkan kesucian hati. Makna itu menjadikan perjalanan dari Tugu Yogyakarta ke arah Keraton Yogyakarta melambangkan perjalanan manusia menghadap Sang Pencipta, sesuai dengan konsep paraning.
Baca Juga: Penanganan Dampak Gempa Cianjur, BNPB Telah Gelontorkan Rp2 Triliun
Jadi Jujugan Wisatawan
Lantaran dikenal sebagai kota wisata, tidak heran ada banyak tempat wisata di sekitar Sumbu Kosmologis Yogyakarta. Bahkan, destinasi tersebut menawarkan pengalaman wisata budaya dan sejarah yang sangat menarik untuk dijelajahi.
Misal, pengunjung di kawasan Sumbu Kosmologis Selatan Yogyakarta bisa berkunjung ke Panggung Krapyak, Dinding, Gerbang, dan Kubu Pertahanan (Plengkung Nirbaya, Plengkung Jagabaya, Plengkung Jagasura, dan Plengkung Tarunasura; serta Jokteng Kulon, Jokteng Lor, dan Jokteng Wetan), Kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Alun-alun (Selatan dan Utara), Kompleks Tamansari, dan Kompleks Masjid Gede.
Kemudian di kawasan Sumbu Kosmologis Utara Yogyakarta bisa mulai menjelajahi Pasar Beringharjo, Kompleks Kepatihan, dan Monumen Tugu Yogyakarta. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di sana, seperti jalan-jalan, berburu kuliner khas, hingga membeli produk ekonomi kreatif lokal sebagai oleh-oleh. [WLC02]
Sumber: Kemendikbudristek, Kemenparekraf
Discussion about this post