Wanaloka.com – Air limbah, baik dari hasil industri maupun rumah tangga kerap menjadi isu lingkungan yang utama. Pencemaran air sungai hingga laut perlu ditangani dengan teknologi pengolahan air limbah yang tepat.
“Sebab air limbah merupakan substansi berbahaya yang terakumulasi dan masuk ke dalam media cair,” kata Dosen IPB University dari Divisi Teknik Lingkungan Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Dr. Eng. Allen Kurniawan dalam PodSIL (Podcast Teknik Sipil dan Lingkungan IPB University) episode ke-7.
Konsentrasi limbah terkadang berada di atas baku mutu, sehingga tentu saja berbahaya bagi lingkungan.
Baca Juga: Limbah Tailing Freeport Akibatkan Rakyat Papua Kehilangan Budaya Sungai, Sampan dan Sagu
Sumber limbah dapat berasal secara alamiah maupun tidak terjadi secara alamiah, seperti sektor industri, perumahan, dan aktivitas manusia. Secara alamiah, limbah dapat berasal dari air lindi yang dihasilkan dari dekomposisi sampah rumah tangga ataupun berasal dari sistem drainase dan hujan asam.
Tipe pengolahan air limbah ada tiga, yaitu secara fisika, kimia dan biologis. Secara fisika, menggunakan mekanisme fisik. Secara kimia menggunakan substansi kimia untuk mereduksi polutan. Sedangkan secara biologis menggunakan mikroorganisme untuk membantu proses degradasi polutan.
“Karena air limbah bersumber dari sumber yang berbeda, opsi pengolahannya juga beragam,” kata Allen.
Baca Juga: DPR Desak KLHK Tindaklanjuti Laporan Kerusakan Lingkungan oleh PT Freeport
Tidak menutup kemungkinan perlu dilakukan uji kualitas air untuk mendapatkan parameter kualitas air yang diperlukan untuk menentukan opsi pengolahan yang terbaik.
Limbah Industri Belum Sesuai SOP
Pengolahan limbah domestik di Indonesia masih dibangun secara sektoral atau individual. Sebagian besar menggunakan pengolahan sederhana, yaitu tangki septik. Namun penggunaan tangki septik masih belum sesuai standar.
Discussion about this post