Lebih baik aparat penegak hukum lebih mengedepankan pendekatan humanis dan dialogis agar menjadi pembelajaran bagi generasi muda dan anak-anak.
Baca Juga: Walhi Yogyakarta Desak Kapolri Beri Perhatian Peristiwa di Desa Wadas
Pemerintah, aparat penegak hukum, dan publik diminta tidak melakukan apapun yang berakibat buruk bagi anak-anak Wadas. Juga tidak melibatkan anak-anak Wadas dalam konflik.
“Karena kekerasan dalam bentuk apapun akan meninggalkan luka batin dan trauma berkepanjangan. Apalagi anak-anak paling rentan kena dampak negatifnya,” kata Sigit.
Selain itu, Aliansi PKTA juga mendorong lembaga para pemberi layanan, terutama P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) atau UPTD PPA (Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak) setempat, atau para pekerja sosial untuk segera memberikan dukungan psikososial bagi anak-anak. Baik yang ditangkap, yang terdampak langsung maupun tidak langsung.
“Anak adalah masa depan negeri ini. Jangan dirusak tumbuh kembangnya dengan bentuk-bentuk kekerasan serta tindakan represif yang dipertontonkan di depan mereka,” tegas Sigit. [WLC02]
Discussion about this post