Kamis, 28 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Aneka Inovasi Limbah Mahasiswa KKN Unair dari Kulit Jeruk hingga Popok Bayi

Mahasiswa KKN Unair melakukan beragam inovasi untuk mengurangi limbah rumah tangga. Mereka mengolah kembali sehingga dapat bermanfaat kembali.

Selasa, 21 Februari 2023
A A
Menyulap limbah popok bayi menjadi pot tanaman hasil edukasi mahasiswa KKN Unair. Foto unair.ac.id.

Menyulap limbah popok bayi menjadi pot tanaman hasil edukasi mahasiswa KKN Unair. Foto unair.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Sejumlah upaya mengurangi volume sampah untuk mencegah emisi karbon dilakukan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Bahkan mereka juga mengolah limbah sampah agar bisa dimanfaatkan kembali, bahkan mempunyai nilai ekonomis untuk menambah penghasilan warga. Sasaran edukasi pun tak hanya para orang tua. Melainkan juga anak-anak usia SMP dan sekolah dasar. Inovasi program KKN yang mereka lakukan sekaligus upaya mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Deveopment Goals/SDGs).

Apa sajakah inovasi mahasiswa Unair tersebut?

Kulit Jeruk Nipis Jadi Bahan Makanan

Kulit jeruk nipis merupakan limbah dari produk industri perkebunan jeruk nipis di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Lantaran sekadar dibuang, limbah kulit jeruk nipis pun menyebabkan polusi lingkungan.

Dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair yang melakukan pengabdian masyarakat di Desa Bolo, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik memulai dengan penyuluhan penerapan zero waste untuk limbah kulit jeruk nipis. Kegiatan tersebut melibatkan tiga program studi, yaitu program studi rekayasa nanoteknologi, teknik industri, dan teknologi sains data.

Baca Juga: Ini Empat Tugas Kemenparekraf untuk Mengatasi Sampah di Destinasi Wisata

Program itu dilakukan dengan mengumpulkan limbah kulit jeruk nipis dari rumah tangga dan bisnis lokal. Kemudian diolah menjadi bubuk kulit jeruk nipis. Hasilnya digunakan untuk bahan masakan yang dicampur dalam teh (infuse tea).

“Ide program ini muncul untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah di masyarakat,” tutur dosen Rekayasa Nanoteknologi FTMM, Ilma Amalina, 19 Februari 2023.

Selain itu juga untuk mendukung kegiatan SDGs, khususnya poin 8 tentang Pekerjaan layak dan Pertumbuhan Ekonomi dan poin 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

Baca Juga: HPSN 2023, Ini Tahapan Mencapai Zero Waste Zero Emission hingga 2050

“Keberhasilan program ini tidak hanya mengurangi limbah (zero waste) dan polusi lingkungan, tetapi juga menghasilkan pendapatan bagi warga lokal dengan mendukung terciptanya bisnis UMKM,” papar Ilma.

Olah Eco Enzyme Jadi Sabun Cuci Piring

Kediri menjadi salah satu penghasil sampah terbanyak di Jawa Timur, yakni mencapai 3.500 m² perhari. Warga desa pun kerap membuang sampah ke lahan kosong yang bukan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Akibatnya, terjadi penimbunan sampah yang berdampak buruk pada lingkungan.

“Sampah yang tidak tertangani Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terhitung 3.000 m². Tentu, ini berpotensi terjadi pencemaran lingkungan hingga bencana,” kata Penanggung jawab kegiatan Diva Adinda Purnamasari, 27 Januari 2023.

Baca Juga: Lima Media Berkolaborasi Liputan Dugaan Kejahatan Lingkungan di Bentang Batang Toru

Mahasiswa KKN Unair menginisisi pelatihan pembuatan eco enzyme untuk memanfaatkan sampah dapur rumah tangga di Desa Punjul, Kabupaten Kediri. Eco enzyme merupakan larutan zat organik dari proses fermentasi sisa sampah organik, gula, dan air. Pelatihan itu bertujuan untuk memanfaatkan sampah dapur guna mengurangi sampah di Desa Punjul. Sasaran peserta pelatihan adalah anggota PKK sebagai perwakilan ibu rumah tangga desa.

Farrel Christian Tomo selaku pemateri menjelaskan, bahan-bahan pembuatan eco enzyme berasal dari limbah sayur dan buah-buahan yang tidak keras, tidak berlemak, dan tidak termasak. Limbah tersebut dicampur dengan gula merah dan air. Rasio perbandingannya 10:3:1.

“Setelah cairan eco enzyme dibiarkan selama 3 bulan, hasil akhirnya dapat menjadi produk lain yang layak guna,” kata Farel.

Baca Juga: Gempa Terkini Guncang Kota Ondong Kepulauan Sitaro Sulut

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: eco enzymeKuliah Kerja Nyatakulit jeruk nipispopk bayisampah anorganikSustainable Deveopment GoalsUnairzero waste

Editor

Next Post
Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.

Di mana Ada Sungai, Di sana Ada Sampah Plastik

Discussion about this post

TERKINI

  • Guru Besar Ilmu Ekologi Manajemen Satwa Liar IPB UNiversity, Prof. Burhanuddin Masy’ud. Foto ipb.ac.id.Burhanuddin Masy’ud: Konservasi Eksitu Bisa Ubah Satwa Dilindungi Jadi Tak Dilindungi
    In Sosok
    Selasa, 26 September 2023
  • Rapat terbatas Presiden Jokowi membahas masalah Rempang. Foto Dok. BPMI Setpres.Pemerintah Hanya Menggeser Rumah, Walhi: Warga Rempang Jangan Terhasut
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Peta Pulau Rempang. Foto ugm.ac.id.Diskusi UGM, Ini Alasan Pemerintah Ngotot Bangun PSN Rempang
    In News
    Selasa, 26 September 2023
  • Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof. Bambang Suhartanto. Foto ugm.ac.id.Bambang Suhartanto: Beternak Sapi di Bawah Tegakan Perkebunan Sawit
    In Sosok
    Senin, 25 September 2023
  • Tim penjelajah biodiversity BKSDA Kalimantan Tengah. Foto ppid.menlhk.go.id.Jelajah 10 Hari di Kalteng Temukan Potensi 16 Spesies Baru
    In News
    Senin, 25 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media