Jumat, 25 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Benito Heru: Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Lewat Pertanian Organik

Beragam upaya dilakukan para pakar yang punya kepedulian lingkungan untuk meminimalisir perubahan iklim. Apakah yang disampaikan Prof. Benito?

Senin, 7 Agustus 2023
A A
Guru Besar Bidang Ilmu Kimia dan Pengelolaan Tanah Fakultas Pertanian UGM Prof. Benito Heru Purwanto. Foto researchgate.net.

Guru Besar Bidang Ilmu Kimia dan Pengelolaan Tanah Fakultas Pertanian UGM Prof. Benito Heru Purwanto. Foto researchgate.net.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pengelolaan tanah melalui teknologi emisi negatif dan strategi mitigasi serta adaptasi lainnya dinilai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kimia dan Pengelolaan Tanah Fakultas Pertanian UGM Prof. Benito Heru Purwanto menjanjikan menjadi langkah jitu untuk mengantisipasi perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan. Namun penerapannya masih menghadapi banyak tantangan dalam implementasinya.

Pertama, soal ketersediaan data dan informasi yang terintegrasi tentang emisi gas rumah kaca (GRK) dan laju sekuestrasi karbon. Data ini dibutuhkan untuk memberi solusi pengelolaan tanah yang tepat. Terlebih, keberagaman jenis tanah di Indonesia dengan berbagai tingkat kualitas tanah.

“Pengelolaan tanah yang serampangan dapat menyebabkan tanah terdegradasi dan sebaliknya. Padahal pengelolaan tanah diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi perubahan iklim dan menjamin keberlanjutan lingkungan,” ujar Benito dalam Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar dengan judul Pengelolaan Tanah Melalui Teknologi Emisi Negatif Untuk Keberlanjutan Lingkungan di Balai Senat UGM pada 3 Agustus 2023.

Baca Juga: Ini Cara Mahasiswa Unair Sulap Sampah Plastik Jadi Material Bangunan

Dosen Program Studi Ilmu Tanah itu menambahkan, tantangan kedua adalah menyangkut optimasi teknologi dan strategi terkait berbagai keadaan tanah. Serta kurang pemahaman mekanisme yang efektif di dalam menekan emisi GRK dan meningkatkan laju sekuestrasi karbon.

Pengaruh aplikasi biochar terhadap emisi GRK tanah ini sangat bervariasi, tergantung pada sifat biochar dan kondisi tanah. Antara lain, seperti pH, kelembaban, profil mikroba dasar dan lain-lain sehingga tingkat sekuestrasi karbon yang dicapai pengelolaan tanah berbasis biochar juga beragam. Nantinya, keberadaan tanaman akan menambah keragaman laju sekuestrasi karbon yang diperoleh.

“Perlu penelitian lebih lanjut mengenai biochar yang efektif dalam meningkatkan laju sequestrasi karbon dan menurunkan emisi GRK,” kata Benito.

Baca Juga: Tiga Masalah Krisis Bumi Tantangan KTT Perubahan Iklim di Dubai

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Emisi gas rumah kacagas rumah kacakerusakan lingkunganpertanian organikperubahan iklim

Editor

Next Post
Robot bawah laut buatan Laboratorium Instrumentasi dan Robotika Kelautan IPB University. Foto ipb.ac.id.

Robot Bawah Laut IPB Pantau Tutupan Teritip

Discussion about this post

TERKINI

  • Mahkamah Konstitusi menolak pengajuan uji formil UU KSDAHE, 17 Juli 2025. Foto Dok. AMAN.MK Tolak Uji Formil UU KSDAHE, Dissenting Opinion Dua Hakim Sebut Ada Pelanggaran
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Riau, 23 Juli 2025. Foto Dok. BMKG.Juli Puncak Kemarau di Riau, Potensi Karhutla Meningkat hingga Awal Agustus
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Ilustrasi gajah di kawasan DAS Peusangan, Aceh. Foto WWF Indonesia.Lahan Konservasi Gajah dari Prabowo, Pakar Ingatkan Kepastian Status Lahan dan Kesesuaian Habitat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Komisi XIII menerima audiensi LEM UII Yogyakarta terkait RUU Masyarakat Adat di Gedung DPR, 21 Juli 2025. Foto Runi-Andri/Parlementaria.Lebih Dua Dekade, Baleg dan Komisi XIII DPR Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.Fondasi Gedung Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya Sedalam 30 Meter
    In IPTEK
    Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media