Baca Juga: Ini Pelayanan EMT Indonesia untuk Korban Gempa Turki
Kondisi La Nina diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju kondisi Netral pada Februari – Maret 2023. Kondisi ENSO Netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan 2023.
“Kondisi ini menyebabkan musim kemarau 2023 diprediksi lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir,” jelas Dodo.
Sejumlah daerah yang diprediksi mempunyai potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm per bulan) meliputi:
Baca Juga: Alasan Barantan Kementan Tolak Pinang Impor Myanmar
1. Maret: di bagian tengah Sulawesi Tengah,
2. April: di sebagian NTB, sebagian NTT, dan bagian tengah Sulawesi Tengah
3. Mei: di bagian selatan Sumatera Selatan, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, bagian timur Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, dan sebagian NTT
4. Juni: di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua bagian selatan
Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi Indonesia Tengah Menelan Korban Jiwa dan Ribuan Warga Mengungsi
5. Juli-Agustus: di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara dan sebagian Papua.
Dodo menambahkan, BMKG bekerjasama erat dengan sektor-sektor yang terdampak kekeringan akan memberikan informasi update reguler mengenai perkembangan iklim. Juga bersama-sama menetapkan langkah-langkah mitigasinya. [WLC02]
Sumber: BMKG, DLH Kulon Progo
Discussion about this post