Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Buku Green Energy, Indonesia Belum Optimalkan Energi Baru Terbarukan yang Melimpah

Green energy merupakan tuntutan zaman, karena menjadi sebuah keniscayaan bagi peradaban manusia.

Senin, 3 Januari 2022
A A
Peluncuran buku Green Energy. Foto geologi.ugm.ac.id.

Peluncuran buku Green Energy. Foto geologi.ugm.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Saat ini, Indonesia memiliki potensi EBT sejumlah 417,8 GW, tetapi yang dimanfaatkan baru 2,5 persen atau 10,4 GW. Rinciannya, panas bumi memiliki potensi 29,3 GW (dimanfaatkan 8,9 persen), bioenergi potensi 32,6 GW (dimanfaatkan 5,8 persen), bayu atau angin potensi 60,6 GW (dimanfaatkan 0,3 persen), hidro atau air 75 GW (dimanfaatkan 8,2 persen), serta energi surya atau matahari potensi 207 GW (dimanfaatkan 0,07 persen).

Baca Juga: Ingin Tahu Jenis dan Tipe Warna Kulitmu? Simak Penjelasan Dokter Flandiana

Selain itu, ada sumber energi arus laut dengan potensi 17,9 GW yang belum dimanfaatkan sama sekali. Indonesia juga memiliki bahan baku untuk energi hijau, yakni mineral yang mendukung untuk pembuatan baterai (terutama) untuk mobil listrik. Indonesia memiliki 25 persen dari cadangan nikel di seluruh dunia sehingga semestinya dapat memerankan peranan sentral dalam transformasi bahan bakar fosil menuju bahan bakar listrik.

“Indonesia punya peran strategis dan dominan dalam usaha dunia mewujudkan green energy,’’ terang Direktur J Resource Asia Pacific, Adi Maryono.

Baca Juga: Prof. Wahyu Andayani: Lindungi Hutan Lewat Pembangunan KPH

Ia menambahkan, Indonesia juga memiliki cadangan logam tanah jarang (rare earth element/REE) untuk pembuatan baterei. Cadangan itu ada di Sumatera, Bangka Belitung, Kalimantan, dan Sulawesi.

“Sayang pengembangan REE masih terkendala pada ketersediaan regulasi yang tidak jelas dan belum memberikan stimulus pada pelaku usaha,’’ kata Ketua IAGI periode 2014-2020 itu. [WLC02]

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: ahli geologiEnergi fosilenergi hijauenergi terbarukanUGM

Editor

Next Post
Gunung Semeru memuntahkan abu vulkanis pada Senin, 3 Januari 2022. Foto PVMBG.

Erupsi Gunung Semeru Muntahkan Abu Vulkanis Setinggi 200 Meter  

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media