Dari hasil penelitiannya diketahui, bahwa endapan alluvial mempunyai persentase sebaran situs paling banyak di setiap era. Artefak batuan beku yang bersumber dari Formasi Halang meliputi M1, M2, M3, M4, HB2, HB5, HB7, HB9, dan HB12. Sementara artefak dari Formasi Gabon meliputi M5, M8, M9, M10, HB8, HB11, K32, dan K75. Artefak M6 dari F. Bulukuning. Keramik HB6B, HB6C bersumber dari luar Kebumen. Tembikar atau genteng atau bata HB39, K39, K50, K58, I21 dari Formasi Halang.
Ia menyimpulkan pada era Megalitikum, warisan budaya lumpang batu yang berfungsi sebagai alat pengolahan pertanian tersebar di endapan alluvial, di sekitar pasir besi, dengan ketinggian kurang dari 50 meter, kelerengan kurang dari 7 persen, bentang lahan marine (M), jarak sungai kurang dari 750 meter, daerah akuifer produktif, dan area yang berkorelasi baik hingga sangat baik.
Baca Juga: El Nino 2023, Ini Dampak dan Mitigasinya
“Pada era Hindu-Buddha, sebagian besar tempat atau sarana ibadah berada pada endapan alluvial,” terang Chusni dalam ujian terbuka dan dinyatakan lulus program doktor di Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik UGM pada 27 Januari 2023.
Sementara pada era Islam, makam atau makom berada di endapan alluvial. Sedangkan pada era kolonial, situs yang berfungsi untuk ekonomi, pemerintahan, sekolahan, kesehatan, dan pertahanan mengelompok mengikuti pola sebaran situs pemerintahan di seputar Kebumen, Karanganyar, Gombong, Kutowinangun- Prembun. [WLC02]
Sumber: UGM
Discussion about this post