Wanaloka.com – Pusat Riset Teknologi Pertambangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) didukung United Nation Development Program (UNDP), terlibat dalam program Global Opportunities for Long-Term Development Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s Artisanal and Small Scale Gold Mining (GOLD-ISMIA).
Program tersebut bertujuan menghapus penggunaan merkuri pada pertambangan emas rakyat atau pertambangan emas skala kecil (PESK). Salah satunya dengan cara mengembangkan teknologi alternatif pengolahan emas bebas merkuri.
Penghapusan penggunaan merkuri pada sektor PESK sejalan dengan komitmen pemerintah melalui UU Nomor 11 Tahun 2017 yang telah meratifikasi Konvensi Minamata, yaitu pakta internasional untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia dari emisi dan pelepasan merkuri antropogenik. Komitmen lanjut pemerintah tertuang pada Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN-PPM) yang dilaksanakan lintas sektoral.
Baca Juga: Gempa di Kota Jayapura Masih Terjadi Pengungsi dan Kerusakan Bertambah
Peran BRIN adalah memberi bantuan teknis yang mendukung program nasional penghapusan merkuri di sektor PESK. Turut berkoodinasi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah Kulon Progo, BRIN telah membangun pilot project pengolahan emas bebas merkuri di Desa Kalirejo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Harapannya, mampu menjadi jembatan dan katalis untuk transfer teknologi, sehingga menjadi titik tolak penghapusan merkuri dan perbaikan kondisi PESK di Indonesia,” ungkap periset Pusat Riset Teknologi Pertambangan, Dadan Nurjaman di Gedung Geostech 620, Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie Serpong pada 9 Januari 2023 lalu.
Menerapkan Teknologi Sianidasi
Pilot project tersebut mengadaptasi teknologi pelindian sianidasi. Proses pengolahan hingga pengelolaan limbahnya didesain melalui serangkaian studi dan optimasi, sehingga aman bagi kesehatan dan lingkungan.
Baca Juga: Lubang Bekas Tambang di Kukar Makan Korban Lagi, Jatam Desak Ada Sanksi
Konstruksi pilot plant didesain dan dibangun menggunakan sumber daya lokal atau dalam negeri dengan material yang murah dan mudah didapatkan. Bahan baku bijih yang diproyeksikan berjenis bijih emas primer yang mengandung emas berukuran sangat halus.
Proses pengolahan emas tanpa merkuri dengan menerapkan sianidasi banyak dilakukan para penambang emas skala kecil.
”Biji emas dihancurkan dan digiling menggunakan ball mill berukuran hampir sama dengan yang digunakan di tambang rakyat, yaitu berdiameter 30 cm,” papar Dadan.
Baca Juga: Gempa Kota Jayapura 9 Februari 2023, Empat Warga Meninggal dan Ratusan Mengungsi
Biasanya, standar ball mill menggunakan bijih besi mulai ukuran kecil sampai besar. Proses penghalusan hingga menjadi tepung sebesar 200 mesh atau sekitar 75 mikrometer supaya emasnya bisa diproses. Sebab emasnya sangat halus dan ukuran butirnya itu 5-40 mikrometer.
Menurut Dadan, proses penggilingan emas bisa menggunakan berbagai material penggerus yang bagus, tetapi mahal dan butuh perawatan lebih. Sedangkan lokasi tambang jauh di pelosok, sehingga sulit untuk mendapatkan sparepart dari bola baja.
Discussion about this post