Wanaloka.com – Korban meninggal dunia dampak bencana alam Sumbar (Sumatera Barat) bertambah menjadi 58 orang, dan 35 orang hingga kini masih dalam pencarian.
Dampak kerusakan bencana banjir lahar dingin dan banjir bandang yang melanda enam kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Barat pada Sabtu, 11 Mei 2024, tergolong besar.
Melihat fakta besarnya kerusakan akibat bencana alam Sumbar, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengungkapkan, menyiapkan sejumlah opsi penanganan pasca bencana, di antaranya opsi merelokasi warga.
“Untuk relokasi kami sedang asesmen, kami sudah memberikan rekomendasi di tahap transisi rehabilitasi rekonstruksi apakah ada relokasi. Kalau ada relokasi maka pemerintah daerah menyiapkan lahan dan pemerintah pusat yang bangun. Bila tidak sdirelokasi, maka kami akan siapkan opsi lain seperti perbaikan,” kata Suharyanto usai meninjau sdaerah terdampak bencana di Bukik Batabuah di Kabupaten Agam, Pandai Sikek Sepuluh Kota, Lubuk Mata Kuciang, Lembah Anai, Simpang Manunggal, dan Jorong Panti di Kabupaten Tanah Datar.
Baca Juga: Bencana Banjir Lahar di Sumatera Barat Korban Meninggal Dunia Capai 50 Orang
Di masa tanggap darurat, Suharyanto menegaskan, upaya percepatan penanganan terus dilakukan.
“Status tanggap darurat ini kan 14 hari, ini waktu yang cukup panjang. Jadi kita ingin melaksanakan secepat mungkin dari darurat ke rehabilitasi,” ujar Suharyanto.
Pemerintah menargetkan proses penanganan masa tanggap darurat dapat berjalan optimal dan cepat. Guna mengoptimalkan pendistribusian bantuan logistik ke enam daerah terdampak, BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat perbaikan sejumlah jalan nasional yang terputus dan jembatan yang rusak.
Hingga kini sejumlah wilayah terdampak masih sulit dijangkau karena akses terputus. Lantaran masih sulitnya jalur darat dilalui, pengirimn logistik untuk masyarakat terdampak dilakukan melalui jalur udara, khususnya di Kabupaten Tanah Datar.
Discussion about this post