Baca Juga: Status Gunung Ruang Jadi Siaga, Waspada Lontaran Material Pijar
“Tadi kita lihat daerah yang paling parah di Lembah Anai. Semoga dalam waktu dekat sudah bisa dilalui alat transportasi karena dari PUPR tadi sudah bergerakss, mengerahkan alat berat,” kata Suharyanto usai meninjau Lembah Anai di Kabupaten Tanah Datar, Selasa, 14 Mei 2024.
Opsi lain yang dilakukan dalam penangann bencana alam Sumatera Barat, BNPB bersama BMKG akan melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Menurut Suharyanto, operasi TMC mendukung proses evakuasi dan perbaikan sarana dan prasarana yang ada. Sehingga penanganan darurat tidak terhambat oleh cuaca buruk yang masih berpotensi terjadi sesuai prakiraan oleh BMKG untuk wilayah Sumatera Barat.
Baca Juga: Analisa BMKG, Waspada Banjir Lahar Hujan di Sumbar hingga 22 Mei 2024
“Kami tidak ingin dalam usaha pada tahap tanggap darurat ini terhambat lagi prosesnya karena hujan dan cuaca buruk sehingga adanya bencana susulan. Hari ini sudah bergerak untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca, besok kita lanjutkan lagi di wilayah Sumatera Barat, diharapkan seminggu ke depan tidak ada hujan,” ujarnya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, persiapan dilakukan untuk operasi selama tujuh hari ke depan.
“Untuk TMC masih kami hitung, tapi kami akan siapkan kurang lebih untuk periode sekitar enam sampai tujuh hari. Berapa sortienya tergantung pertumbuhan awan. Biasanya bisa sampai 4 bahkan 11 sortie pernah kami lakukan tapi tidak selalu, tergantung pertumbuhan awan. Tapi kalau untuk pesawatnya kita siapkan sampai tanggal 22 Mei 2024,” ujar Dwikorita.
Pemerintah terus mengupayakan penanganan terbaik bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat bencana alam Sumatera Barat. Nominal bantuan Rp60 juta untuk rumah kategori rusak berat, Rp30 juta rumah rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan. [WLC01]
Discussion about this post