Kamis, 13 November 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Data UNESCO 44 Jurnalis Lingkungan Dibunuh dalam 15 Tahun

Jumat, 3 Mei 2024
A A
Ilustrasi jurnalis di tengah liputan konflik. Foto StokJepret/pixabay.com.

Ilustrasi jurnalis di tengah liputan konflik. Foto StokJepret/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Dalam dekade terakhir, dunia telah menyaksikan peningkatan signifikan dalam serangan terhadap jurnalis yang meliput isu-isu lingkungan. Data terbaru, UNESCO menyoroti risiko yang dihadapi para jurnalis saat melaporkan tentang krisis lingkungan global, termasuk perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi.

“Laporan ini mengungkapkan lebih dari 70 persen jurnalis telah mengalami serangan, ancaman, atau tekanan, menunjukkan tingginya bahaya yang terkait dengan meliput topik-topik ini,” kata Associate Communication and Public Information Officer UNESCO, Camilla Agusti dalam siaran tertulisnya, 3 Mei 2024.

Data UNESCO ini juga menggarisbawahi pentingnya peran jurnalistik dalam menginformasikan publik mengenai dampak nyata dari krisis lingkungan.

Baca Juga: Hari Kebebasan Pers AJI Soroti Ancaman terhadap Jurnalis Lingkungan

Dengan menghadapi berbagai bentuk tekanan dan ancaman, jurnalis lingkungan berjuang untuk memberikan laporan yang akurat dan mendalam. Mereka tidak hanya meningkatkan kesadaran publik tetapi juga memainkan peran kritis dalam mendokumentasikan kisah-kisah dari komunitas yang paling terdampak oleh perubahan iklim.

Jurnalis dan media membantu memastikan bahwa isu-isu penting ini mendapatkan perhatian yang dibutuhkan para pembuat kebijakan dan masyarakat luas.

Studi Baru UNESCO

Pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2024, UNESCO menerbitkan studi baru yang menganalisis serangan yang dilakukan terhadap jurnalis yang meliput lingkungan hidup.

Pertama, Data UNESCO mengenai jurnalis yang diserang saat meliput isu lingkungan hidup. Studi ini menggunakan metodologi meta-analisis dari berbagai sumber, seperti laporan dari UN Special Rapporteurs tentang Keselamatan Jurnalis dari berbagai wilayah, laporan media, laporan polisi.

Baca Juga: Pola Hidup Hemat Air di Masjid Istiqlal Lewat Daur Ulang Air Wudhu

Hasilnya menunjukkan, sebanyak 44 jurnalis yang melaporkan isu lingkungan hidup telah dibunuh dalam 15 tahun terakhir, dan hanya lima kasus yang berujung pada hukuman.

Pembunuhan jurnalis dalam lima tahun terakhir meningkat sepertiga lebih tinggi dari lima tahun sebelumnya (16 pembunuhan dibandingkan dengan 12). Setidaknya 24 jurnalis selamat dari percobaan pembunuhan.

Selain itu, 749 jurnalis, kelompok jurnalis, dan outlet berita yang melaporkan tentang isu lingkungan telah diserang di 89 negara sejak tahun 2009, menurut tinjauan rinci dari berbagai sumber data. Para jurnalis dan media ini meliput berita dari berbagai topik, mulai dari penyebab perubahan iklim, pertambangan, deforestasi, dan bahan bakar fosil, hingga isu-isu khusus komunitas seperti agribisnis, perampasan lahan, proyek mega-infrastruktur, dan dampak dari cuaca ekstrim.

Baca Juga: May Day, Nasib Buruh Tani Masih Terlupakan

Aktor negara, seperti polisi, militer, pejabat pemerintah, dan pegawai negeri, melakukan setidaknya setengah dari 749 serangan tersebut. Pelaku swasta, termasuk perusahaan industri ekstraktif, kelompok kriminal, pengunjuk rasa, dan komunitas lokal, bertanggung jawab atas setidaknya seperempat serangan tersebut.

Sejak tahun 2009, setidaknya 204 jurnalis dan media berita yang meliput isu lingkungan hidup menghadapi tuntutan hukum. Pemerintah mengajukan tuntutan pidana terhadap 93 kasus di antaranya, yang merupakan jenis tuntutan hukum yang paling umum.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Hari Kebebasan Pers Duniajurnalis lingkunganperubahan iklimPusat Informasi PBBsensor mandiriUNESCO

Editor

Next Post
Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan yang dipicu pertambangan di hulu, 3 Mei 2024. Foto Dok. BPBD Luwu.

15 Warga Tewas Akibat Banjir dan Longsor di Sulawesi Selatan

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Peringatan BMKG, Cuaca Ekstrem Sepekan Ini
    In News
    Senin, 10 November 2025
  • Ilustrasi ancaman perubahan iklim bagi masa depan anak. Foto Pexels/pixabay.comJejaring CSO Ajak Anak Muda Pantau Negosiasi Solusi Iklim Indonesia di COP 30 
    In News
    Minggu, 9 November 2025
  • Berperahu menuju Pulau Pamujan di Desa Domas, Kabupaten Serang, Banten. Foto Dok. ITB.Pulau Pamujan, Punya Tutupan Mangrove Asri Tetapi Terancam Abrasi
    In Traveling
    Minggu, 9 November 2025
  • Dosen ITB, Andy Yahya Al Hakim, memberikan sosialisasi di Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen, 15 September 2025. Foto Tim PPM/ITB.Sumber Air Sekitar Kawah Ijen Tercemar Fluorida, Gigi Warga Kuning dan Keropos
    In IPTEK
    Sabtu, 8 November 2025
  • Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo dan Menteri KLH/BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Forum COP 30 di Belem, Brasil. Foto Dok. KLH/BPLH.Klaim dan Janji-janji Indonesia di Forum Iklim Global COP30 Belém
    In Lingkungan
    Sabtu, 8 November 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media