Minggu, 27 Juli 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Destana Karangwuni Merawat Siaga dari Sesar Megathrust di Pesisir Selatan

Program Destana akan terus berlanjut. Jika terhenti, maka masyarakat menganggap tidak ada tsunami. Lalu 30 tahun ke depan, masyarakat lupa.

Sabtu, 29 Juni 2024
A A
Pantai Glagah, saah satu pantai selatan DIY. Foto wanaloka.com.

Pantai Glagah, saah satu pantai selatan DIY. Foto wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Dari keberadaan sesar aktif, baik yang sudah maupun yang belum terpetakan, Suharyanto mengingatkan potensi risiko bencana gempabumi tetap harus diwaspadai bersama. Terlebih wilayah Kulon Progo masuk dalam wilayah yang memiliki potensi dampak risiko bencana. Ia menganggap upaya kesiapsiagaan menjadi hal penting untuk selalu ditingkatkan.

“Termasuk Kulon Progo itu sesar yang jelas-jelas aktif dan berpotensi megathurst. Kejadian seperti di Aceh, Padang, Mentawai, Palu hingga Sendai di Jepang itu bisa terjadi di tempat ini. BNPB memandang sangat penting upaya kesiapsiagaan,” papar Suharyanto.

Masyarakat Tangguh Bencana

Sebagai upaya membentuk masyarakat tangguh bencana, BNPB berkolaborasi dengan kementerian/lembaga lain. Sebut saja BMKG, BRIN termasuk unsur TNI dan Polri. Seluruh unsur itu pun memiliki peran penting sesuai tupoksi masing-masing.

Baca Juga: Kata Guru Besar IPB University Soal Konservasi Raptor, Dugong dan Kelelawar

Contoh sederhananya, jika BMKG bertugas memasang alat pendeteksi dan peringatan dini, maka tugas BNPB adalah mempersiapkan masyarakatnya agar lebih sigap membaca peringatan dini sebagai bagian dari peningkatan kapasitas.

Dua hal itu menjadi bagian yang tidak boleh dipisahkan. Tanda-tanda alam maupun informasi peringatan dini bagi sebagian orang masih menjadi pertanyaan. Jika pemahaman masyarakat dan perilaku tidak dalam satu rangkaian, maka hal itu dapat memperbesar risiko bencana.

“BMKG membeli dan menasang alat agar masyarakat bisa tahu duluan. Aceh waktu itu masyarakatnya tidak mengerti ketika setelah terjadi gempabumi lalu air laut surut. Mereka turun ke laut untuk mengambil ikan. Tiba-tiba tsunami datang,” kata Suharyanto.

Baca Juga: Foto Jurnalis Regina Safri Tularkan Virus Peduli Alam di 16 Kota

Tugas BNPB menyiapkan masyarakatnya, sehingga dibentuklah Destana di 180 desa di Kulon Progo.

“Kalau selamat semua ya berarti berhasil. Harus ada parameternya. Makanya saya keliling melihat sampai sejauh mana program itu dapat dilaksanakan dengan baik,” imbuh Suharyanto.

Dari seluruh rangkaian program Destana itu, dia berharap terus dilakukan pelatihan, tetapi tidak benar-benar dipraktikkan secara nyata. Dengan kata lain, bencana tidak benar-benar terjadi di tengah masyarakat. Di sisi lain, Suharyanto memahami apabila bencana terjadi, semua itu merupakan kehendak Sang Pencipta. Manusia hanya dapat berikhtiar untuk melakukan hal terbaik demi mengurangi risiko bencana.

Baca Juga: Rina Mardiana, Informasi PSN Rempang Ecocity Tak Transparan

“Mudah-mudahan dengan kegiatan penyiapan desa ini, kami harapkan sampai kapanpun isinya simulasi saja. Jangan sampai terjadi praktik beneran. Mohon itupun jangan dianggap sepele. Karena bencana itu tidak ada yang datangnya tiba-tiba,” kata Suharyanto.

Ia juga mewanti-wanti bahwa bencana adalah kejadian yang berulang. Setiap bencana menurut verifikasi ilmu sains memiliki ‘hari ulang tahunnya’, sehingga kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat tetap harus menjadi aset utama demi melahirkan manusia-manusia yang memiliki budaya sadar bencana.

“Siklus bencana itu berulang. Tsunami Aceh itu ternyata beberapa puluh tahun yang lalu sudah pernah terjadi. Kita sebagai masyarakat tidak ada salahnya harus tetap waspada,” jelas Suharyanto.

Baca Juga: Api Abadi Tanjung Api dan Mata Air Panas One Pute di Sulawesi Tengah Mengandung Hidrogen Alami

Di hadapan para relawan, kepala desa, tokoh kebencanaan dan pemangku kebijakan yang hadir, Suharyanto memastikan BNPB akan terus mendampingi pemerintah daerah dalam memperkokoh Destana. Suharyanto tidak ingin apa yang sudah menjadi ketetapan dalam pengurangan risiko bencana ini kemudian luntur.

“Program ini akan terus berlanjut. Jangan sampai terhenti karena masyarakat menganggap tidak ada tsunami, lalu 30 tahun ke depan masyarakat jadi lupa. Ini bahaya,” tegas Suharyanto. [WLC02]

Sumber: BNPB

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: DestanaKepala BNPB Letjen TNI SuharyantoKulon Progomasyarakat tangguh bencanapantai selatan JawaSesar Megathrust

Editor

Next Post
Banjir di ruas jalan Palu-Donggala akibat aktivitas tambang galian C, Juni 2024. Foto Her Arman/Koalisi Palu-Donggala.

Aktivitas Tambang Galian C untuk Material IKN Meninggalkan Banjir di Palu-Donggala

Discussion about this post

TERKINI

  • Mahkamah Konstitusi menolak pengajuan uji formil UU KSDAHE, 17 Juli 2025. Foto Dok. AMAN.MK Tolak Uji Formil UU KSDAHE, Dissenting Opinion Dua Hakim Sebut Ada Pelanggaran
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Riau, 23 Juli 2025. Foto Dok. BMKG.Juli Puncak Kemarau di Riau, Potensi Karhutla Meningkat hingga Awal Agustus
    In News
    Kamis, 24 Juli 2025
  • Ilustrasi gajah di kawasan DAS Peusangan, Aceh. Foto WWF Indonesia.Lahan Konservasi Gajah dari Prabowo, Pakar Ingatkan Kepastian Status Lahan dan Kesesuaian Habitat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Komisi XIII menerima audiensi LEM UII Yogyakarta terkait RUU Masyarakat Adat di Gedung DPR, 21 Juli 2025. Foto Runi-Andri/Parlementaria.Lebih Dua Dekade, Baleg dan Komisi XIII DPR Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat
    In News
    Rabu, 23 Juli 2025
  • Peresmian Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya di Jakarta, 21 Juli 2025. Foto BMKG.Fondasi Gedung Pusat Komando Peringatan Dini Multi Bahaya Sedalam 30 Meter
    In IPTEK
    Rabu, 23 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media